Jakarta,-Sejak sepekan terakhir, kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) lebih banyak ditemukan di Pulau Sumatra. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, Rabu (20/3/2024).
Menurut dia, kasus karhutla ditemukan di Kabupaten Bener Meriah (Aceh), Asahan (Sumatra Utara), dan Kota Dumai (Riau). “Kami sudah menemukannya sejak 12 Maret 2024 dan beruntung api bisa segera dipadamkan,” katanya.
Abdul menambahkan bahwa peristiwa ini membuktikan mulai bergeraknya fenomena atmosfer Madden Julian Oscilliation (MJO) meninggalkan Pulau Sumatra. Hal ini membuat cuaca di wilayah Sumatra berubah signifikan sehingga mengalami peningkatan intensitas hujan dan tanah longsor.
“Jadi, fokus penanggulangan bencana saat ini sudah mengarah pada penanganan agar karhutla jangan sampai meluas,” ujarnya. Selain itu, para kepala daerah diimbau untuk responsif menanggapi peralihan cuaca.
Menurut Abdul, hal ini sangat penting agar upaya mitigasi dan penanganan darurat dapat berlangsung maksimal. Salah satu upayanya dengan menyiagakan petugas untuk melakukan pembasahan pada lahan mineral.
“Sehingga, lahan-lahan tersebut tidak mudah tersulut cuaca panas selama masa transisi ini,” ujarnya. Jadi, lanjut Abdul, tidak mesti menunggu hingga puncak musim kemarau yang diprediksi berlangsung pada sekitar Juli-Agustus 2024.