Jakarta,-Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia (KIPMI) memastikana bahwa vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional tak mengandung babi. Hal ini sekaligus menepis atas kabar terkait vaksin di Indonesia mengandung babi.
“Program vaksin nasional tidak menggunakan babi. Hepatitis B tidak menggunakan babi, lainnya juga tidak,” kata pembina a KIPMI, dr. Raehanul Bahraen di Jakarta, Kamis (19/12/2024).
Namun, kata dia, ada satu vaksin, yakni untuk polio (Inactivated Poliovirus Vaccine/IPV) menggunakan enzim babi sebagai katalisator. Walau begitu, Raehanul memastikan tidak terdeteksi unsur babi dalam hasil akhirnya.
Ia mengatakan, kalaupun ditemukan vaksin mengandung babi di Indonesia, maka hal itu kebanyakan berasal dari luar negeri. Peruntukan vaksin tersebut pun bukan untuk masyarakat Indonesia melainkan warga asing.
“Kenapa perlu vaksin impor? Karena di Indonesia ada juga orang luar negeri dan saat jadwal vaksin mereka mencari jadwal vaksin dari negaranya,” katanya.
Ia memastikan, vaksin impor yang mengandung babi itu untuk orang luar negeri bukan untuk orang Indonesia. Lalu, vaksin impor pun menurutnya telah menggunakan Bahasa Indonesia pada kemasannya.
Alasannya, karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mensyaratkan vaksin dari luar negeri masuk ke Indonesia harus ditulis bahannya dalam Bahasa Indonesia. Ia menambahkan, mayoritas vaksin di Indonesia adalah buatan Bio Farma, sebuah BUMN di Bandung.
Perusahaan ini, kata dia, bahkan sudah mengekspor 60 persen vaksin dunia. “Mayoritas negara-negara Asia Tengah, Asia Tenggara, Barat, Arab Saudi itu menggunakan vaksin dari Bio Farma,” kata Raehanul.