Deli Serdang – Prima Julio Sudrajat, pembalap andalan Jawa Barat, berhasil mengamankan medali emas di cabang olahraga bermotor grasstrack nomor modifikasi perorangan 150cc pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Sumut-Aceh 2024 yang berlangsung di Sirkuit GTX Sena Kuala Namu, Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Senin (16/9/2024).
Prima Julio Sudrajat tampil impresif dengan mencatatkan waktu 13 menit 52,382 detik. Ia berhasil unggul 4,359 detik dari pembalap Aceh, Lanthian, yang meraih medali perak. Posisi ketiga ditempati Jepri Bule dari Banten dengan waktu 14 menit 15,129 detik, membawa pulang medali perunggu.
Prima Julio Sudrajat mengungkapkan bahwa kemenangannya ini bukanlah hal yang instan, melainkan hasil dari persiapan panjang dan strategi yang matang.
“Saya mulai mempersiapkan diri sejak Februari 2024 bersama tim IMI Jawa Barat. Kami berlatih intensif, meski tidak ada strategi khusus, saya fokus pada teknik di setiap tikungan. Itu yang membuat saya unggul hari ini,” ujarnya usai lomba.
Kemenangan ini menambah koleksi medali Jawa Barat di cabor grasstrack pada PON XXI, dengan total dua medali, yaitu satu emas dari nomor modifikasi perorangan dan satu perunggu di nomor modifikasi beregu.
Sudrajat, yang telah menekuni dunia balap sejak usia 8 tahun, juga bercerita tentang perjalanan panjangnya sebagai atlet grasstrack.
“Saya memulai karier di dunia balap dari coba-coba mini trail, tapi seiring waktu, saya mulai serius setelah melihat potensi. Hingga akhirnya, prestasi demi prestasi berhasil saya raih di berbagai kejuaraan nasional dan daerah,” kenangnya.
Meski sudah mengantongi banyak gelar, termasuk juara nasional di beberapa kelas, Sudrajat mengakui bahwa perjalanan sebagai pembalap tidaklah mudah.
“Tantangannya banyak, dari cedera sampai masalah teknis, tapi semua itu membentuk mental saya untuk lebih kuat,” tambahnya.
Dengan hasil ini, Jawa Barat kembali menegaskan dominasinya di ajang balap grasstrack nasional, sekaligus memantapkan posisi Prima Julio Sudrajat sebagai salah satu pembalap terbaik di Indonesia.
Sementara itu, beberapa pembalap lain harus menyudahi lomba lebih awal akibat masalah teknis, termasuk kontingen dari Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Papua yang tidak dapat menyelesaikan balapan.