Medan,- Legislator ingatkan sekolah di Medan harus lebih awas terhadap siswanya, sehingga siswa dapat terpantau dan terhindar dari berbagai perbuatan negatif yang dapat merugikan diri dan masa depan siswa itu sendiri.
“Orang tua juga harus memastikan anak-anaknya tidak terlibat dalam kegiatan bernilai negatif,” Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Medan, Abdul Rani, kepada wartawan di Medan, Jumat (1/12/2023).
Legislator ingatkan sekolah di Medan harus lebih awas terhadap siswanya itu disampaikan, Abdul Rani, menyikapi kasus penganiayaan siswa MAN 1 Medan.
Terkait kasus penganiayaan itu, Rani, mengapresiasi Polrestabes Medan yang dengan cepat memproses kasus tersebut dengan mengamankan dua orang tersangka. Alhamdulillah, dua orang tersangka telah berhasil diamankan,” ucapnya.
Namun, kata Ketua Fraksi HPP itu, pihak Kepolisian telah menetapkan empat orang tersangka dalam kasus tersebut. “Artinya, ada dua orang tersangka lainnya belum ditangkap dan kabarnya melarikan diri. Tidak ada tempat untuk pelaku kejahatan, segera tangkap dua orang tersangka lainnya,” pintanya.
Peristiwa itu, sebut Ketua DPC PPP Medan itu, jelas-jelas telah mencoreng nama baik dunia pendidikan di Kota Medan. “Memang, MAN 1 itu wewenangnya Kemenag, tapi lokasinya berada di wilayah Kota Medan dan yang menjadi korbannya juga warga Kota Medan. Tentunya hal ini harus menjadi perhatian kita semua,” katanya.
Untuk itu, Rani, meminta kasus tersebut terus di dalami. Menurutnya, besar kemungkinan akan ada tersangka lainnya, mengingat berdasarkan keterangan korban pada saat kejadian lebih dari 10 orang yang terlibat dalam penganiayaan.
“Ini harus diusut tuntas. Kita harus pulihkan nama baik dunia pendidikan di Kota Medan. Saat ini Wali Kota Medan justru sedang fokus untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Medan, jangan biarkan ada yang mencorengnya,” tegas Bacaleg dari Dapil I meliputi Kecamatan Medan Barat, Medan Helvetia, Medan Petisah dan Medan Baru itu.
Di ketahui, siswa MAN 1 Medan berinisial MH (14) mengaku dipukuli, disuruh memakan sendal berlumpur, makan daun mangga dan dipaksa meminum air yang sudah diludahi sekitar 20 orang. Bukan cuma itu, punggung telapak tangannya juga disundut menggunakan kunci yang dibakar terlebih dahulu menggunakan korek api.
Sebagian dari orang-orang itu disebutnya sebagai teman-teman sekolahnya, sementara sebagian lainnya merupakan alumni sekolah MAN 1 Medan.