Jakarta,-Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengatakan, penyalahgunaan ketamin menjadi ancaman bagi generasi Z. Bahkan, penyalahgunaan ketamin di generasi muda meningkat signifikan.
“Generasi Z sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan dan tekanan sosial, terutama dalam konteks pencarian identitas diri. Ketamin sering dipromosikan sebagai ‘magic drug’ yang dianggap bisa memberikan pelarian sesaat dari tekanan hidup,” kata Taruna dalam media briefing di Jakarta, Jumat (6/12/2024)
Menurutnya, ketamin awalnya dikembangkan sebagai obat anestesi medis, tetapi sering disalahgunakan untuk efek euforia, relaksasi, dan halusinasi. Penyalahgunaan ini marak di tempat hiburan malam seperti diskotik, studio tato, atau pesta yang didominasi anak muda.
Ia mengatakan, banyak konten online yang menggambarkan ketamin sebagai obat “aman” untuk bersenang-senang. “Narasi ini sangat menyesatkan dan bisa memengaruhi keputusan anak muda untuk mencoba ketamin tanpa memahami risiko sebenarnya,” katanya, mengungkapkan.
Ia menyoroti pentingnya pendekatan edukasi yang tepat untuk generasi ini. Kampanye yang relevan dengan memanfaatkan media sosial, serta melibatkan keluarga, sekolah, dan komunitas.
“Kita tidak hanya berbicara tentang pengawasan obat, tetapi juga masa depan bangsa. Generasi Z adalah penerus kita, dan mereka harus dijaga dari ancaman seperti ini,” ujarnya.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan platform digital, diharapkan penyalahgunaan ketamin dapat meminimalisir. Sehingga Generasi Z dapat tumbuh menjadi individu yang sehat, produktif, dan bebas dari jeratan obat-obatan terlarang.