By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
DNABeritaDNABeritaDNABerita
  • HOME
  • MEDAN
  • HIBURAN
  • EKONOMI
  • KRIMINAL
  • NASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
  • TEKNOLOGI
  • ADVERTORIAL
  • OLAHRAGA
  • Ide Berita
  • Contact Us
Reading:  7,51 Persen Penduduk Miskin Ekstrem Berstatus Pengangguran
Share
Sign In
Aa
DNABeritaDNABerita
Aa
Search
  • HOME
  • MEDAN
  • HIBURAN
  • EKONOMI
  • KRIMINAL
  • NASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
  • TEKNOLOGI
  • ADVERTORIAL
  • OLAHRAGA
  • Ide Berita
  • Contact Us
Have an existing account? Sign In
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
EKONOMI

 7,51 Persen Penduduk Miskin Ekstrem Berstatus Pengangguran

Editor
Editor Published August 27, 2024
Share
SHARE

 Jakarta,- Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Ateng Hartono menyebut, sekitar 7,51 persen penduduk miskin ekstrem berstatus pengangguran. Sekitar 52 persen bekerja, namun tidak dapat mendorong pendapatan ekonomi rumah tangga. 

Sementara sisanya merupakan bukan angkatan kerja atau pelajar yang harus didorong dari sisi pendidikan. Ateng juga mengatakan sebagian keluarga miskin ekstrem hampir setengahnya bekerja di lahan pertanian. 

“Pertanian sebagian pekerja keluarga atau tidak dibayar artinya dia bekerja di keluarganya tapi tidak dibayar ini juga yang besar sekali. Kemudian juga pada buruh sekitar 26,50 persen,” ujar Ateng dalam acara Sosialisasi Capaian Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (26/8/2024).

Selanjutnya, ia memaparkan kelompok miskin ekstrem merupakan masyarakat yang bekerja pada bidang konstruksi sebesar 9,04 persen. Termasuk industri tambang dan pengolahan yang hanya 13 persen.

Dari tingkat pendidikan, mayoritas penduduk miskin ekstrem terbanyak merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) sekitar 41,8 persen. Disusul, lulusan yang tidak tamat SD 30 persen, lulusan SMP 16,1 persen. 

Lulusan pendidikan terakhir SMA ke atas sekitar 11,9 persen. Dengan demikan, rata-rata lama sekolah kepala rumah tangga dari keluarga miskin ekstrem adalah 5,66 tahun.

“Kemudian rata-rata usia kepala rumah tangga miskin ekstrem berusia di atas 53 tahun. Rekomendasinya, diperlukan peningkatan kualitas mutu modal manusia pada rumah tangga miskin ekstrem agar dapat memutus mata rantai kemiskinan,” ujarnya.

You Might Also Like

DPRD Minta Pemko Medan Stabilkan Harga Beras

Bakti Sosial Lapas Pasir Pangarayan, Bantuan Sembako untuk Anak Yatim Disalurkan

Pemerintah Salurkan 360 Ribu Ton Beras

PT Prima Multi Terminal Berbagi Kepedulian kepada Anak Yatim Sekitar Pelabuhan

Polres Sergai Dukung SPPG untuk Program Makan Bergizi

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.

By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Editor August 27, 2024 August 27, 2024
Share This Article
Facebook Twitter Copy Link Print
Share
Previous Article Jadi Cawagub di Sumut, Hasan basri Sagala Diberhentikan dari Jabatannya
Next Article Baru Gabung Madrid, Endrick Catat Rekor Fantastis
Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest News

Juni 2025, Pihak KCI Sudah Menindak 25 Pelaku Pelecehan
Medan
Ini Ternyata Kunci Kemenangan Chelsea di Piala Dunia Antarklub
OLAHRAGA
Komisi 2 DPRD Kota Medan Fasilitasi Kejelasan Nasib Guru Honorer yang Lulus P3K
Medan
Komisi III DPRD Medan Rekomendasikan Evaluasi Besar-besaran di Bapenda
Medan
- Advertisement -
July 2025
M T W T F S S
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    
DNABeritaDNABerita
© 2023 DNA BERITA. All Rights Reserved.
  • About
  • Contact
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Cleantalk Pixel
Welcome Back!

Sign in to your account

Register Lost your password?