Jakarta,-Sepanjang tahun ini, 20 warga negara Indonesia (WNI) terancam hukuman mati di Malaysia karena terlibat kasus peredaran narkoba. Demikian disampaikan Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, pada pengarahan pers di Jakarta, Jumat (6/12/2024).
“Pada 2024 terdapat penambahan kasus hukuman mati sebanyak 20 kasus di Malaysia,” ujarnya. Sebanyak 15 kasus ditangani Kedutaan Besar RI (KBRI) Kuala Lumpur dan sisanya oleh Konsulat Jenderal RI (KJRI) Penang.
Menurut Judha, pemerintah memastikan akan memberikan pendampingan kekonsuleran dan hukum kepada para WNI tersebut. Ini dilakukan sesuai keputusan Menteri Luar Negeri mengenai pedoman penanganan WNI yang terancam hukuman mati.
“Kami sudah menyiapkan pengacara untuk memberikan pendampingan hukum,” ujarnya. Judha juga memastikan terpenuhinya hak WNI itu ke dalam sistem hukum yang berlaku di Malaysia.
Secara khusus, Judha menyebutkan upaya pencegahan menjadi sangat penting agar tidak terulang kasus serupa. Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai berbagai modus terutama terkait peredaran narkotika di Malaysia.
“Masyarakat harus berhati-hati jika diminta dititipkan barang,” ujarnya. Sebab bukan tidak mungkin barang yang tidak diketahui isinya itu adalah narkoba.
“Mereka percaya kepada orang lain yang meminta bantuan untuk mengirimkan barang padahal ternyata itu narkoba,” ujarnya. Modus lainnya berupa pencarian jodoh, di mana seseorang dipacari dan kemudian diminta membawa barang-barang terlarang ke Indonesia.
Judha mengatakan pada 2024 pemerintah RI berhasil membebaskan 26 WNI yang terancam hukuman mati. Terakhir adalah HMM di Arab Saudi dan telah dipulangkan ke kampung halamannya di Bangkalan, Jawa Timur.