Singapura,-Sejumlah pihak menduga-duga penyebab pesawat Singapore Airlines turbulensi parah hingga menewaskan satu orang. Konsultan senior penerbangan di perusahaan riset pasar Frost and Sullivan, Shantanu Gangakhedkar, mengatakan kepada Channel NewsAsia (CNA) bahwa turbulensi dapat disebabkan oleh sejumlah alasan, mulai dari badai, awan, hingga aliran jet.
Jenis gangguan yang paling tidak bisa diprediksi, kata dia, yakni turbulensi udara jernih (clear air turbulence/CAT) yang dapat terjadi tanpa bukti nyata.
CAT sering menjadi penyebab penumpang terluka lantaran terjadi tanpa peringatan. Karena kondisi ini, awak pesawat kemungkinan tak punya waktu untuk menginstruksikan penumpang kembali ke tempat duduk mereka dan mengencangkan sabuk pengaman.
“CAT terjadi ketika langit benar-benar cerah. Kita tidak bisa melihatnya dan itu terjadi tiba-tiba. Saat ini kami tidak memiliki teknologi untuk memprediksi (atau mendeteksi) CAT, apalagi pada ketinggian 36.000 kaki,” kata Gangakhedkar, seperti dikutip CNA.
“Jika seseorang berjalan-jalan, dia bisa saja terlempar apabila terjadi turbulensi tiba-tiba. Kondisi ini bisa mengakibatkan cedera parah. (Itu sebabnya) disarankan untuk berada di kursi dengan sabuk pengaman kencang selama berada di ketinggian jelajah, bahkan ketika tanda sabuk pengaman tidak menyala,” lanjut dia.
Menurut maskapai, turbulensi itu begitu hebat hingga pesawat tujuan London-Singapura itu harus mendarat darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, pada pukul 15.45 waktu setempat.
Berdasarkan data pelacakan penerbangan, pesawat Boeing 777-300ER tersebut sempat berada di ketinggian 37.000 kaki pada pukul 04.06 waktu setempat.
Meski demikian, hanya dalam waktu empat menit, pesawat bergerak turun drastis sebesar 6.000 kaki menjadi 31.000 kaki pada pukul 04.10 waktu setempat.
Maskapai menyebut ada 211 penumpang dalam penerbangan tersebut. Delapan belas di antaranya merupakan awak pesawat.
Menurut maskapai, hingga pukul 19.50 waktu Singapura, sebanyak 18 orang dilarikan ke rumah sakit. Dari jumlah itu, 12 di antaranya dirawat di rumah sakit.
Satu korban tewas hingga kini belum diketahui kewarganegaraannya.”Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand untuk memberikan bantuan medis yang dibutuhkan, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan,” demikian keterangan Singapore Airlines dalam unggahan di Facebook.
“Prioritas kami yakni memberikan seluruh bantuan yang krusial kepada seluruh penumpang dan awak kabin,” lanjut maskapai.