London,-Pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan mengaktifkan rencana darurat guna mengatasi kepadatan penjara seiring semakin banyaknya perusuh yang dijatuhi hukuman. Rencana ini, yang dikenal sebagai Operasi Early Dawn, memungkinkan terdakwa yang menunggu sidang untuk ditahan di sel polisi hingga ada tempat di penjara.
Operasi ini mungkin akan segera diterapkan karena semakin banyaknya pelaku kerusuhan yang diproses di pengadilan setelah penusukan fatal terhadap tiga gadis di Southport. Ketua Asosiasi Petugas Penjara (POA), Mark Fairhurst, memperingatkan bahwa hal ini dapat menyumbat sel penjara dan menyebabkan efek berantai pada sistem peradilan.
Melansir dari BBC News, tekanan pada sistem penjara sudah sangat tinggi, dengan 397 tahanan baru diterima dalam seminggu terakhir. Pada hri Jumat (16/8/2024), hanya tersisa 340 tempat di penjara pria dewasa.
Menteri Kehakiman Shabana Mahmood mengumumkan rencana untuk mengurangi persentase hukuman yang harus dijalani narapidana dari 50 persen menjadi 40 persen, yang diharapkan dapat membebaskan 5.500 narapidana pada bulan September dan Oktober. Kebijakan ini tidak berlaku untuk pelanggar seksual, teroris, pelaku kekerasan dalam rumah tangga, atau pelaku beberapa tindak kekerasan lainnya.
Pemerintah telah menegaskan mereka yang terlibat dalam kerusuhan baru-baru ini tidak akan dikecualikan dari rencana pembebasan dini ini. Selain itu, polisi telah menangkap dan mendakwa sejumlah orang terkait kerusuhan tersebut.
Jika Operasi Early Dawn diaktifkan, terdakwa dapat ditahan di sel polisi hingga ada kepastian tempat di penjara, yang dapat menunda sidang pengadilan mereka. Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi kemampuan polisi untuk menangkap dan menahan pelaku kejahatan lainnya.
Anggota parlemen telah menyetujui undang-undang yang memungkinkan pelaksanaan rencana ini, dan perubahan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menambah pengecualian. Operasi Early Dawn sebelumnya telah diaktifkan oleh pemerintah Konservatif pada bulan Mei,-