Jakarta,-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut kasus demam berdarah dengue (DBD) mengalami penurunan pada tahun 2023 dibanding sebelumnya. Di tahun 2023 ini, secara nasional kasus DBD sebanyak 85.897 kasus dibanding 2022 yang mencapai 143.000 kasus.
“Jadi kira-kira 60 persen penurunannya,” kata Direktur pencegahan dan pengendalian penyakit menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi, Rabu (20/12/2023).
Sedangkan jumlah kematian akibat DBD juga mengalami penurunan. Menurutnya, hingga kemarin ada 653 kematian dibandingkan tahun lalu sebanyak 1.236 kematian.
“Jadi itu bisa kita turunkan. Itu gambaran nasional terkait penyakit DBD,” ujar Imran.
Meski demikian, Imran mengimbau masyarakat tetap waspada dengan penyakit DBD ini. Hal ini karena infeksi DBD itu disebut spektrum, mulai tidak bergejala, bergejala ringan hingga gejala berat.
“Ini biasa disebut Dengue Shock Syndrome (DSS),” kata Imran.
Diketahui, DSS adalah suatu infeksi Dengue yang ditandai dengan gangguan sirkulasi. Proses terjadinya DSS Demam pada DBD umumnya terjadi selama 2 sampai 7 hari dan menurun setelahnya.
Namun, hati-hati, justru komplikasi biasanya terjadi pada fase ini.
Temuan biasanya, menunjukkan DBD menuju DSS adalah menurunnya trombosit yang diikuti dengan meningkatnya hematokrit. Menurunnya trombosit hingga di bawah 100.000 hingga 20.000 per millimeter padahal normal trombosit 150.000 per millimeter.
Lebih lanjut, Imran mengungkapkan penyumbang terbesar kasus DBD di tahun 2023 ini adalah anak-anak. Terutama usia 0 hingga 14 tahun dan penyebabnya karena rendahnya imunitas tubuh anak-anak.
“Ini kan virus ini menyerang sistem imun kita ya. Kemudian pembuluh darah bocor,” ujarnya.
Ditambah lagi, kata dia, karena imunitas anak-anak yang belum sempurna. Maka kejadian kasus DBD banyak dialami anak-anak.
This was both informative and hilarious! For more details, click here: LEARN MORE. What’s your take?