Jakarta,-Praktisi kesehatan masyarakat Jusuf Kristianto yakin pemerintah bisa mengantisipasi merebaknya kembali Covid-19. Dia mengatakan, pemerintah memang harus segera mengambil langkah-langkah antisipasi dan menyampaikannya ke masyarakat.
Selain langkah-langkah antisipasi, kata dia, pemerintah juga harus kembali mendorong masyarakat menerapkan kembali protokol kesehatan. Pasalnya, kata Jusuf, protokol kesehatan masyarakat sangat efektif mencegah penyebaran virus Covid-19.
“Terkait dengan permintaan agar pemerintah kembali memberikan vaksin Covid-19 gratis (booster ketiga) boleh saja dilakukan. Namun, sekarang ini gratis bagi kelompok tertentu saja, seperti lansia, nakes, dan lainnya,” katanya , Sabtu (17/5/2025).
“Masyarakat diluar kelompok rentan bisa mendapatkan vaksin secara mandiri di fasilitas kesehatan (puskesmas atau rumah sakit). Harganya juga tidak mahal, sekitar Rp200 ribu samapi Rp250 ribu sekali suntik.”
Jusuf menyarankan agar masyarakat kembali menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker. Selain itu, dia juga menyarankan agar selalu mencuci tangan pakai sabun atau memakai hand sanitizer.
“Masker sangat perlu dipakai apabila berada dikerumunan. Atau apabila mengalami gejala (batuk/pilek), termasuk bagi kelompok rentan yang memiliki komorbid atau lansia,” tambahnya
“Saya juga menyarankan pintu-pintu masuk negara kembali diperketat mengawasi orang-orang yang baru datang dari daerah yang kasus Covid-19 nya meningkat, seperti Hongkong. Kita kan masih punya itu alat deteksi panas tubuh di pintu-pintu masuk negara, seperti bandara,” ucapnya.
Jusuf juga menyarankan masyarakat menambah daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi tambahan vitamin, atau ramuan tradisional. Intinya, kata dia, uapaya pencegahan bisa dilakukan siapa saja, termasuk diri masing-masing.
Hal sama juga disampaikan Expert Committee WHO on Specification of Pharmaceutical Preparations Budiono Santoso. Dia juga yakin Indonesia sudah memiliki kemapuan teruji mengantisipasi dan menangani Covid-19.
“Memang perlu kesiapan yang diperbaharui, mengingat virus akan selalu berkembang dan bermutasi. Dari kejadian di Hongkong dalam waktu empat minggu 30 orang meninggal diperlukan informasi lengkap soal variannya,” katanya.
“Hingga kini belum ada informasi lengkap mengenai varian virus Covid-19 XDZ yang terjadi di Hongkong.Informasi mengenai perkembangan mutasi virus Covid-19 harus diketahui oleh pemerintah agar juga bisa menyiapkan vaksin yang sesuai.”
Pejabat Otoritas Kesehatan Hong Kon (CHP)Edwin Tsui Lok-kin mengatakan bahwa varian XDV telah menjadi strain dominan di Hong Kong sejak akhir Maret. Walau begitu, dia menyebut, belum ada bukti yang menunjukkan XDV menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Kemenkes sudah meminta kepada WNI yang melakukan perjalanan ke Hongkong melaksanakan protokol kesehatan dari otoritas kesehatan Hong Kong. Apabila kembali ke Indonesia, segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami gejala COVID-19 (demam, batuk, pilek) hingga 14 hari dari Hong Kong.
Kasus Covid-19 kembali muncul dan meledak di Hong Kong, Tiongkok. Pusat Proteksi Kesehatan Hong Kong menyatakan 30 orang meninggal dari 81 pasien dalam empat pekan. Angka kematian itu termasuk pasien 65 tahun atau lebih tua, dengan 90 persen merupakan pasien komorbid.