Jakarta,- Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) membenarkan bahwa kekurangan tenaga dokter gigi di Indonesia nyata adanya. Pihaknya menyebut, saat ini Indonesia kekurangan lebih dari 10 ribu dokter gigi.
“Dari 32 fakultas kedokteran gigi yang aktif, hanya sekitar 2.650 lulusan yang dihasilkan per tahun. Bahkan, enam fakultas kedokteran gigi baru belum meluluskan satu dokter pun,” kata Ketua Umum PDGI, drg. Usman Sumantri saat ditemui dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Usman mengatakan, kesehatan gigi adalah masalah sistemik, bukan hanya urusan mulut. Bukti ilmiah menunjukkan hubungan erat anak penyakit gigi dengan berbagai penyakit lainnya, seperti diabetes, jantung hingga kehamilan berisiko.
PDGI menyebut, 57,6 persen penduduk indonesia mengalami masalah gigi dan mulut. Namun, hanya 10,2 persen penduduk yang mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi.
Menurut Usman, tantangan terbesarnya bukan hanya jumlah kasus, melainkan distribusi. Banyak daerah terpencil, kepulauan, dan perbatasan tidak memiliki dokter gigi atau fasilitas memadai.
Rasio satu dokter gigi umum melayani lebih dari 5.000 penduduk. Sedangkan dokter gigi spesialis bahkan melayani hingga 55.000 penduduk.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa penduduk Indonesia kebanyakan mengalami sakit gigi. Jumlah itu dilihat dari hasil cek kesehatan gratis yang dicanangkan pemerintah saat pemeriksaan hari ulang tahun.
Menkes mengatakan sejauh ini sudah mulai terlihat penyakit-penyakit yang banyak diderita masyarakat. “Nomor satu ternyata gigi, saya baru sadar kalau di puskesmas ternyata 50 persen nggak ada dokter gigi,” ujar Menkes di sela-sela kunjungan ke kediaman Presiden ke-7 RI Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/4/2025).