Melbourne,-Kristal metamfetamin (ice) dilaporkan membanjiri atau menyebar di Australia, yang diperkirakan sekitar 70 persen diduga berasal dari Myanmar. Ditengarai, obat ini diproduksi di wilayah Segitiga Emas Myanmar, dekat perbatasan Thailand dan Laos.
Melansir dari Al Jazeera, Jumat (11/10/2024), obat ini diselundupkan melalui Asia Tenggara menuju Australia. Survei Strategi Narkoba Nasional menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan.
Perihal ini, satu dari setiap 100 orang Australia berusia di atas 14 tahun telah menggunakan ice. Mereka terdeteksi menggunakan dalam 12 bulan terakhir.
Survei juga mengatakan bahwa 7,5 persen penduduk Australia pernah mencobanya sepanjang hidup. Charlie Samson, warga Melbourne, pertama kali mencoba ice saat berusia 18 tahun dan menjadi kecanduan dengan cepat.
Di puncak kecanduannya, ia menghabiskan AU$2.500 (Rp26,4 juta) seminggu untuk ice, meski tetap bekerja di industri konstruksi. Samson menyebut kecanduan ice dapat mempengaruhi siapa saja, termasuk orang-orang yang tampak menjalani kehidupan normal.
Obat yang dijual di Australia diidentifikasi dari Myanmar, ciri khasnya beraorma seperti teh, karena diselundupkan dalam bungkus teh. Produksi meth dan heroin meningkat di Myanmar sejak kudeta militer 2021, dengan narkoba digunakan untuk mendanai perang saudara.
Polisi Australia berupaya memerangi aliran narkoba ini, meski transshipment antar negara membuat sumber asli narkoba sulit dilacak. Shalini Arunogiri, direktur klinis di Turning Point mengatakan, bahwa pengguna meth berasal dari berbagai latar belakang.
Pengguna tersebut termasuk orang tua dan profesional dengan pekerjaan penuh waktu. Namun, stigma sosial sering menjadi hambatan bagi mereka yang ingin mencari pertolongan.
Meth yang beredar di Australia sangat kuat, dengan potensi tinggi dan hampir seluruhnya berbentuk kristal. Methamphetamine dapat menyebabkan gejala psikotik, seperti halusinasi, dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan skizofrenia serta masalah mental lainnya.
Sebanyak 46 persen dari mereka yang masuk penjara di Australia melaporkan penggunaan meth dalam 12 bulan terakhir. Menurut John Coyne dari Institut Kebijakan Strategis Australia, penggunaan meth memicu aktivitas kriminal seperti pencurian dan kekerasan untuk mendanai kecanduan.
Polisi Australia juga menghadapi tantangan etis dalam mengatasi masalah ini. Hal tersebut disebabkan rezim militer Myanmar diduga terlibat langsung dalam perdagangan narkoba.