NASIONAL

BPJS : Tidak Ada Penghapusan Kelas dengan Pemberlakuan KRIS

Editor
Editor

Jakarta,-Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menegaskan kembali pernyataan Kementerian Kesehatan terkait Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Menurutnya, tidak ada penghapusan kelas 1, 2, dan 3 dengan pemberlakuan KRIS ini.

“Ini seharusnya memang terstandardisasi. Di Perpres 59 sudah jelas bahwa kriteria KRIS itu ada 12, di situ disebutkan,” kata Ghufron.

“Sekarang ini, standar kelas 3 gak jelas standarnya seperti apa, kelas dua seperti apa, kelas satu (seperti apa-red). Ada yang kelas 3 ada AC-nya, ada yang enggak.”

Ghufron menjelaskan bahwa seluruh pihak terkait saat ini sedang menanti hasil evaluasi hasil terkait uji coba penerapan KRIS. Ia menjelaskan prinsip dasar kegotongroyongan, yang kaya membantu yang miskin, akan digunakan dalam menetapkan iuran mendatang.

Ia juga mengatakan KRIS BPJS Kesehatan akan diimplementasikan paling lambat 30 Juni 2025. Pengaturan tersebut sudah dituangkan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena (Melki) membenarkan penerapan KRIS karena ketiadaan standar fasilitas. Ia menemukan rumah sakit dengan satu bangsal berisi 12 tempat tidur.

“Ada yang Juga misalnya di kelas 3 itu ada ruangan yang sama sekali tidak ada ventilasi. Ada juga ruangan yang di dalam 12 tempat tidur itu tidak ada kamar mandi, di dalam pencahayaannya jelek minta ampun, udah gitu tidak ada tirai, tidak ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan,” kata Melki di tempat yang sama.

Berikut 12 persyaratan fasilitas KRIS BPJS Kesehatan yang tertuang dalam Pasal 46A Perpres Nomor 59 Tahun 2024:

  1. Komponen bangunan yang digunakan tidak memiliki tingkat porositas yang tinggi.
  2. Ventilasi udara memenuhi pertukaran udara pada ruang perawatan biasa minimal 6 kali pergantian udara per jam.
  3. Pencahayaan ruangan buatan mengikuti kriteria standar 250 lux untuk penerangan dan 50 lux untuk pencahayaan tidur.
  4. Kelengkapan tempat tidur berupa adanya 2 kotak kontak dan nurse call pada setiap tempat tidur.
  5. Ada tenaga kesehatan per tempat tidur.
  6. Dapat mempertahankan suhu ruangan mulai 20 sampai 26 derajat Celsius.
  7. Ruangan telah terbagi atas jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit (infeksi dan non infeksi).
  8. Kepadatan ruang rawat inap maksimal 4 tempat tidur, dengan jarak antar tepi tempat tidur minimal 1,5 meter.
  9. Tirai/partisi dengan rel dibenamkan menempel di plafon atau menggantung.
  10. Kamar mandi dalam ruang rawat inap.
  11. Kamar mandi sesuai dengan standar aksesibilitas.
  12. Outlet oksigen.

Sementara, pada Pasal 46A ayat 2, terdapat sejumlah fasilitas ruang perawatan dan pelayanan rawat inap yang tidak menerapkan KRIS. Fasilitas tersebut adalah:

  1. Pelayanan rawat inap untuk bayi atau perinatologi,
  2. Perawatan intensif,
  3. Pelayanan rawat inap untuk pasien jiwa, dan
  4. Ruang perawatan yang memiliki fasilitas khusus.

You Might Also Like

Pemerintah Paparkan Pembangunan Istana Negara IKN Selama 23 Bulan

Bidpropam Polda Sumut Gelar Sosialisasi Peraturan Polri no. 7 tahun 2022 dan Mitigasi Etika anggota Polri

AMPHIBI Pertanyakan Pengelolaan TPA Burangkeng

Keluhkan Bau TPA Burangkeng, Warga Ciledug Minta Perhatian Pemkab Bekasi

Tertimbun Longsor, Satu Keluarga di Aceh Tengah Tewas

Share This Article
Previous Article Kerusuhan di Kaledonia Baru, Restoran WNI Dirusak
Next Article Dua Pelaku Pengeroyokan ini Akhirnya Mendekam di Sel
669 Comments