Jakarta,-Masyarakat diminta meningkatkan konsumsi buah lokal sebagai upaya mendukung keberlanjutan produk pertanian dalam negeri. Hal itu disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
“Dengan memilih buah lokal menunjukkan komitmen kita terhadap pemanfaatan potensi. Dan sumber daya pangan kita,” kata Arief dalam keterangannya, Minggu (3/11/2024).
Ketika ditanyakan apakah dorongan mengonsumsi buah lokal ini berkaitan dengan pemberitaan mengenai anggur ‘Shine Muscat’ yang merupakan produk impor. Arief menjelaskan bahwa masyarakat memiliki kebebasan untuk mengonsumsi pangan yang diinginkan.
Bapanas pun menyatakan anggur ‘Shine Muscat’ aman dikonsumsi. Ini setelah uji cepat (rapid test) residu pestisida bersama Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD).
Namun demikian, ia juga menegaskan bahwa ketahanan pangan yang kuat berbasis pada kemandirian pangan. “Untuk membangun ketahanan pangan yang kuat itu basisnya kemandirian pangan, artinya kita harus mengutamakan produksi dari dalam negeri,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia memiliki beragam jenis buah yang dapat diandalkan, seperti manggis, mangga, pisang dan salak, serta buah lainnya. “Jadi kami mendorong masyarakat untuk memprioritaskan buah lokal, yang tidak hanya segar tetapi juga berkontribusi terhadap kesejahteraan petani Indonesia,” ucapnya.
Arief menuturkan, mengonsumsi buah lokal merupakan salah satu manifestasi dari upaya penganekaragaman konsumsi pangan. Ini berbasis potensi sumber daya lokal sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2024.
Dia menyebutkan ada tiga hal positif yang bisa didapat dengan mengkonsumsi buahan lokal. Pertama sebagai langkah mendukung pola hidup sehat.
Kedua, mendorong perekonomian daerah dan nasional. Dan ketiga meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
“Berdasarkan data Pola Pangan Harapan (PPH), konsumsi buah masyarakat Indonesia tercatat mencapai 76,7 gram per kapita per hari pada 2021. Meningkat menjadi 85,2 gram per kapita per hari, dan mencapai 88,7 gram pada 2023,” katanya.