18 Gunung Api di Indonesia Bersetatus Waspada

Jakarta,- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengungkapkan, sebanyak 18 gunung api di Indonesia saat ini berstatus Waspada. Selain itu, tiga gunung api lainnya berada pada level Siaga.

“Ketiga Gunung berstatus Siaga tersebut adalah Gunung Anak Krakatau, Gunung Semeru, dan Gunung Merapi. Sisanya dalam kondisi normal atau Waspadai,” kata Hendra, Rabu (13/12/2023).

Adapun ke-18 gunung api berstatus waspada tersebut masing-masing Gunung Awu di Sulawesi Utara, Gunung Banda Api di Maluku, Gunung Bromo di Jawa Timur, dan Gunung Dempo di Sumatra Selatan.

Kemudian, Gunung Dukono di Halmahera, Gunung Gamalama di Ternate, Gunung Ibu di Halmahera,  Gunung Ile Lewotolok di NTT, dan Gunung Gunung Inielika di NTT;

Selanjutnya, Gunung Karangetang di Sulawesi Utara, Gunung Kerinci di Jambi, GUnung Lokon di Sulawesi Utara, dan Gunung Marapi di Sumatera Barat.

Lalu, Gunung Rinjani di Lombok, Gunung Sangeang Api di Sulawesi Utara, Gunung Sinabung di Sumatra Utara, Gunung Slamet di Jawa Tengah, dan Gunung Soputan di Sulawesi Utara.

Terkait dengan status gunung api tersebut, Hendra mengimbau masyarakat untuk mewaspadainya. Menurutnya, kewaspadaan ini penting agar masyarakat dapat mengetahui daerah-daerah mana yang bahaya untuk dimasuki.

“Karena ada rekomendasi dari PVMBG. Masyarakat juga bisa membuka website resmi PVMBG, di situ ada petanya,” ujar Hendra.

Selain itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah meluncurkan portal mitigasi bencana geologi. Menurut Hendra, portal ini dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.

“Di sana ada status gunung dan peta-peta. Kita juga dapat mengecek lokasi kita apakah ada di daerah berbahaya atau tidak,” ucapnya.

Hendra mengimbau masayarakat untuk tidak menaiki ke puncak gunung yang dinyatakan Waspada. Apalagi mengingat saat ini telah memasuki musim penghujan. “Musim pemghujan itu memicu gunung api untuk erupsi freatik,” katanya mengingatkan.

Selain itu, lanjut dia, musim hujan juga mengakumulasi gas-gas vulkanik. Di mana ketika matahari tengah bersinar cerah maka akan membuat gas menjadi terurai. “Bahaya terkena gas metana karena sifatnya mematikan. Itu sudah ada beberapa korban,” ujarnya.

Hendra kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak mendekati puncak gunung, baik dalam status Waspada apalagi Siaga. Karena hal itu sangat berbahaya. “Itu bisa dilihat di sumber resmi PVMBG,” ujarnya mengakhiri perbincangan.