Osaka,- Kasus Warga Negara Indonesia (WNI) perempuan berinisial RCWS tidak dilimpahkan ke Kejaksaan Osaka, Jepang atas tuduhan dugaan kepemilikan sabu seberat 1,5 kg. RCWS sempat ditahan saat tiba di Bandara Internasional Kansai Osaka pada 10 Juni 2024 dan kini sudah bebas.
Hal itu disampaikan Konsul Protokol dan Konsuler (Protkons) KJRI Osaka Mohammad Makki Nahari. Secara hukum di Jepang, hasil penyelidikan RCWS membuktikan kasusnya tidak dilanjutkan ke penuntutan.
“Kasus RCWS ini tidak dilimpahkan ke kejaksaan Osaka. Setelah melakukan pemeriksaan, pihak kepolisian melimpahkan kasusnya ke Imigrasi untuk dideportasi,” katanya, Jumat (2/7/24).
Nahari mengaku secara detil tidak bisa mengungkapkan alasan kasus RCWS tidak ditindaklanjutkan ke pengadilan. “Biasanya yang berlaku di Jepang, apabila suatu kasus tidak dilimpahkan ke pengadilan untuk proses penuntutan, penyidik berpandangan belum ditemukan bukti yang cukup,” ujarnya.
Ia menghimbau kepada seluruh WNI yang ingin berwisata, menetap atau tinggal lama karena pendidikan maupun bekerja agar senantiasa mematuhi peraturan di negara setempat. Untuk senantiasa waspada, tidak mudah percaya, tidak menerima barang-barang titipan yang tidak dapat diverifikasi apa sebenarnya barang-barang tersebut.
“Karena perlindungan itu dimulai dari diri sendiri,” ucapnya. Lebih lanjut Nahari mengatakan, tahun 2024, KJRI sedang menangani dua WNI yang terlibat kasus narkoba.
Untuk RCWS kasusnya sudah selesai sedangkan lainnya kasusnya sebagai pengguna dan sudah dipulangkan ke Indonesia. Sebelumnya WNI perempuan berinisial RCWS sempat hilang kabar dan ternyata ditangkap aparat Jepang karena membawa narkoba jenis sabu.
Kini baru diketahui, ternyata RCWS tidak bersalah dalam kasus narkoba itu. Namun demikian, RCWS dideportasi oleh Jepang karena melakukan pelanggaran aturan keimigrasian.