Jakarta,- Badan Narkotika Nasional (BNN) mewaspadai modus baru dalam peredaran narkoba di Indonesia. Modus ini dengan menggunakan sistem deep web market atau jaringan internet tersembunyi yang sulit untuk dilacak.
“Kalau sudah begini maka kita harus adu jago teknologi,” kata Koordinator Kelompok Ahli BNN, Komjen Pol (Purn.) Ahwil Luthan, Jumat (31/1/2025).
Ahwil mengatakan, unit-unit siber di Polri dan BNN mengantisipasi dan mempelajari upaya para pelaku peredaran narkoba dengan menggunakan deep web market. Seperti, memperbaharu perkembangan teknologi informasi dari aplikasi yang dilakukan para pelaku.
“Karena ini menyangkut peningkatan kompetensi dari SDM yang kita punya. Para personel siber ini mendapatkan pendidikan khusus untuk bisa mendeteksi deep web market ini,” ujarnya.
Tak hanya dengan deep web market, menurut Ahwil, BNN juga mewaspadai peredaran narkoba dengan menggunakan crypto market. Atau transaksi menggunakan crypto currency melalui internet.
“Ini juga tidak mudah dilacak dan Identitas pengguna sangat tersembunyi. Ini yang lebih sulit lagi,” ucapnya.
Terkait hal ini, BNN selalu melakukan pertukaran informasi dengan UNODC atau kantor PBB yang berurusan dengan masalah narkoba. “Setiap tahun kita ada rapat di UNODC di Wina,” katanya.
Menurut Ahwil, dalam pertemuan itu, semua negara selalu memberikan informasi mengenai perkembangan teknologi yang berkembang. “Kalau kita ketinggalan, penjahatnya lebih pintar,” ujarnya.
Di sisi lain, Ahwil menekankan pentingnya mitigasi agar masyarakat tidak terpapar menjadi pengguna narkoba. Hal itu menurutnya, perlu dilakukan mulai dari keluarga hingga ke sekolah.
“Karena kalau demand ini sampai zero. Biar suplai banyak ini nggak ada yang beli,” ucapnya.