Karangasem,-Kawasan hutan lereng Gunung Agung, Karangasem, Bali, seluas 75 hektare terbakar akibat paparan suhu panas matahari. Hal itu disampaikan Pelaksana BPBD Karangasem Ida Ketut Arimbawa.
“Dipastikan murni terjadi karena paparan suhu panas matahari bukan oleh faktor kelalaian aktivitas manusia. Total ada sebanyak 19 titik api kebakaran yang terdeteksi dalam dua hari terakhir dengan luasan kawasan hutan terbakar 75 hektare,” kata Arimbawa dalam keterangannya, Kamis (31/10/2024).
Berdasarkan hasil pemantauan satelit oleh tim BPBD Karangasem ditemukan titik api kebakaran tersebut berada di punggungan. Ini yang menjorok lebih dekat ke arah puncak Gunung Agung, atau diperkirakan pada ketinggian 1.200 – 2.000 meter di atas permukaan laut.
“Di saat yang bersamaan Gunung Agung dalam status ditutup untuk aktivitas pendakian dan kewisataan sejak 1 Oktober-November 2024. Dalam rangka sterilisasi menjelang aktivitas ibadah masyarakat hindu di Karangasem,” ucapnya.
BPBD dan otoritas kehutanan di Karangasem menyakini kondisi vegetasi yang kering. Lalu ditambah paparan cuaca panas yang minim tutupan awan beberapa hari terakhir jadi memicu api kebakaran hingga dengan cepat merambat.
“Ini juga diperkuat sebagaimana pengalaman BPBD Karangasem dalam penanganan kebakaran kawasan hutan Gunung Agung. Pada siklus pancaroba medio bulan September-Oktober sejak tiga tahun terakhir,” ujarnya.
Ida Ketut mengakui bahwa lokasi kebakaran yang terjal karena berada di punggungan gunung. Kemudian minimnya personel dan peralatan untuk penyiraman air darat juga menjadi faktor api kebakaran meluas.
“Saat ini titik api kebakaran hutan sudah berkurang. Menyusul turunnya hujan yang cukup stabil,” katanya.