Flores,-Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, yang terjadi pada pukul 02:48 Wita, mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia, selain menimbulkan kerugian material. Hal itu disampaikan Kapolres Flores Timur, AKBP, I Nyoman Putra Sandita.
“Ada 23 umah rusak berat, enam sekolah dan satu unit biara,” kata Kapolres, Senin (4/11/2024) petang.
Kapolres menjelaskan, tim gabungan bersama TNI, Polri, Tagana, Pemda Flores Timur, dan relawan, total kurang lebih berjumlah 170 personel sudah berada di lokasi sejak subuh. “Mereka mengevakuasi korban meninggal dan korban selamat ke empat posko pengungsian,” ujarnya.
Dari sembilan korban meninggal tersebut, 5 di antaranya dimakamkan di Desa Kelantanlo, 1 korban di Desa Lewotobi, 2 di Kabupaten Sikka, dan 1 korban dibawa ke Kabupaten Bajawa.
“Di Posko Desa Konga ada 782 orang pengungsi, di Desa Bokkang 345 orang, di Desa Leolaga 427 orang dan di SD Hokeng Kabupaten Sikka 422 orang. Jadi, total ada 1.976 pengungsi yang telah ditangani,” ucap Kapolres.
Selain posko pengungsian, pihaknya juga telah dibangun posko kesehatan dan dapur umum. Sementara, bantuan sembako juga sudah mulai tersalurkan.
“Bantuan logistik dan makanan sudah dimasak di dapur umum, dan diberikan kepada warga terdampak,” kata dia.
Kapolres mengungkapkan bahwa ada 14 desa yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Ke-14 desa tersebut terletak di lereng Gunung Lewotobi, kurang lebih radius 3 hingga 5 kilometer.
Dari 14 desa yang terdampak, rumah yang rusak berat kebanyakan terdapat di Desa Lewotobi dan Desa Klatanlo. “Dua desa ini yang paling terdampak karena berada di radius sekitar 3 km dari kaki gunung,” ujarnya.
“Sementara, puluhan rumah lainnya yang mengalami rusak sedang dan ringan masih dalam pendataan,” ucap Kapolres.
Saat ini, Gunung Lewotobi Laki-laki ditingkatkan statusnya dari level III atau siaga ke level IV atau awas, terhitung mulai tanggal 3 November 2024 pukul 24:00 Wita.