Marra,-Sebanyak 1.000 orang di kawasan pegunungan Marra, Sudan Barat menjadi korban longsor, Minggu (31/8/2025) lalu. Salah satu penyebab longsor tersebut adalah hujan deras yang mengguyur wilayah pegunungan Marra.
Pemimpin Sudan Liberation Movement/Army (SLM), Abdelwahid Nour mengatakan, seluruh penduduk wilayah tersebut hilang tertimbun tanah longsor. Ia juga mengatakan, hanya menyisakan satu orang yang selamat.
“Informasi awal menunjukkan seluruh penduduk desa, yang diperkirakan lebih dari seribu orang. Mereka semua meninggal dunia, hanya ada satu orang yang berhasil selamat,” katanya dalam keterangan pers, Sabtu (13/9/2025).
Ia menambahkan, bahwa wilayah pegunungan Marra yang terdampak longsor kini terlihat seperti ‘menyatu dengan tanah’. Ia meminta bantuan segera kepada PBB dan lembaga kemanusiaan internasional untuk mengevakuasi jenazah para korban.
Sementara itu, bencana ini juga terjadi ketika Sudan masih dilanda perang saudara yang sudah memasuki tahun ketiga. Pemicu lainnya adalah krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Lebih dari itu, kelaparan telah dinyatakan terjadi di sejumlah wilayah Darfur, sementara pertempuran semakin intens. Khususnya di El-Fasher, sejak militer Sudan menguasai ibu kota Khartoum pada Maret tahun 2025 lalu.
Kini, penduduk yang melarikan diri dari pertempuran antara militer Sudan dilaporkan banyak mencari perlindungan di kawasan Pegunungan Marra. Namun, wilayah itu minim pasokan makanan dan obat-obatan, sehingga membuat kondisi warga kian rentan.
Meski tidak banyak terlibat dalam konflik antara militer dan RSF. SLM masih menguasai sejumlah bagian dari jajaran pegunungan tertinggi di Sudan.
Sementara itu, Gubernur Darfur menyebut musibah tersebut sebagai tragedi kemanusiaan yang dampaknya melampaui batas wilayah. “Kami memohon kepada organisasi kemanusiaan internasional untuk segera turun tangan dan memberikan dukungan serta bantuan pada saat kritis ini,” ujarnya.

