Jakarta,-Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menilai penurunan daya beli masyarakat membuat mereka cenderung membeli barang dengan harga murah. Salah satu pilihannya yaitu berbelanja produk impor illegal yang harganya relatif murah.
“Karena barang-barang tersebut tidak bayar pajak bea masuk sehingga harganya jauh lebih murah. Trennya terbukti masyarakat menengah ke bawah banyak membeli produk murah sekarang karena daya belinya turun,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja, Sabtu (30/8/2024).
Alphonzus mengatakan, saat ini masyarakat cenderung memegang uang dalam jumlah sedikit. Sehingga mereka memilih belanja barang yang harganya murah.
Gaya belanja masyarakat kelas menengah seperti itu, sebut Alphonzus, membuat semakin maraknya toko-toko yang menjual barang murah. “Katakan dengan uang seratus ribu orang bisa mendapat tiga barang,” ucapnya.
“Toko kategori tersebut yang semakin agresif dalam mengambangkan bisnisnya saat ini. Meskipun di tengah situasi daya beli yang menurun,” kata Alphonzus, menambahkan.
Di awal tahun lalu, pihaknya telah memprediksi terjadinya stagnasi pertumbuhan sektor manufaktur. “Asosiasi pada awal tahun sudah memprediksi terjadi pertumbuhan maksimal hanya single digit saja,” ujarnya.
Dirinya berharap pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang semakin menurunkan daya beli masyarakat. “Misalnya iuran Tapera atau kenaikan PPN, kami minta pemerintah menundanya,” kata Alphonzus.