Jakarta,- Badan Pusat Statistik (BPS) menyoroti menurunnya panen padi sebesar 3,95 juta ton. Hal ini disebabkan karena fenomena El Nino yang mengakibatkan kekeringan di sejumlah daerah produksi padi.
“Itu karena fenomena El Nino yang menguat pada semester II tahun 2023. Ini tentunya mengakibatkan kondisi cuaca yang lebih kering,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Sabtu (2/3/2024).
Selain itu, kata dia, akibat curah hujan yang lebih rendah sepanjang Juli hingga Desember 2023 mengakibatkan peningkatan luas lahan yang tidak ditanami padi. “Kondisi ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022,” ucapnya.
Diketahui, penurunan sebesar 3,95 juta ton itu setara turun 17,54 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat, pada periode Januari-April 2023 total produksi GKG sebanyak 22,5 juta ton, sedangkan pada periode Januari – April 2024 ini diproyeksikan produksi gabah kering giling (GKG) 18,59 juta ton.
Ia juga merinci soal data penurunan produksi padi yang terjadi pada awal tahun 2024 ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada bulan Januari 2024 lalu produksi GKG hanya 1,5 juta ton, padahal Januari 2023 sebanyak 2,33 juta ton.
Pada bulan Februari 2023 total produksi GKG sebanyak 4,95 juta ton, namun pada Februari 2024 ini turun drastis menjadi 2,39 juta ton. Kemudian pada Maret ini diproyeksikan kapasitas produksi GKG 6,15 juta ton, turun dari bulan Maret 2023 sebanyak 8,92 juta ton.
Meski demikian, puncak panen raya diproyeksikan bakal terjadi pada bulan April 2024. Dengan kapasitas produksi diperkirakan mencapai 8,55 juta ton, atau naik jika dibandingkan April 2023 sebesar 6,35 juta ton.
Ia memperkirakan puncak produksi padi 2024 diperkirakan terjadi di bulan April. Ada pun produksinya sebesar 8,55 juta ton GKG.
Wonderful insights! The way you break down the complexities is commendable. For additional information on this topic, I recommend visiting: EXPLORE FURTHER. Keen to hear more opinions from the community!