Padang,-Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam diminta belajar dari tragedi meletusnya Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur yang menelan korban jiwa. Hal itu disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Pemerintah Provinsi Sumatra Barat.
“Pesan Kepala BNPB jangan sampai ada jatuh korban jiwa. Seperti di Lewotobi, ada yang meninggal dunia, luka berat, dan luka ringan,” kata Widyaiswara Ahli Utama BNPB Harmensyah dalam keterangannya, Jumat (8/11/2024).
Oleh karena itu, BNPB menekankan dan mengingatkan Pemerintah Provinsi Sumbar termasuk masyarakat agar lebih siap dan sigap. Serta belajar dari tragedi meletusnya Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur.
Di mana letusan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. “Jangan sampai di Gunung Marapi terjadi peristiwa seperti di Gunung Lewotobi Laki-Laki,” ujarnya.
Beberapa hal penting yang mesti disiapkan dan dilakukan ialah menyiapkan skenario evakuasi, dan penyelamatan masyarakat. Termasuk pula memastikan kesiapan atau ketersediaan logistik (kebutuhan dasar) bagi pengungsi tercukupi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Di saat bersamaan BNPB menyambut baik langkah Kabupaten Agam yang menetapkan status siaga darurat. Ini menyusul kenaikan status Gunung Marapi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari level dua naik menjadi level III.
Pada kesempatan itu pihaknya juga memastikan Pemerintah Kabupaten Agam telah mendirikan posko siaga Gunung Marapi. Termasuk menunjuk pimpinan yang bertanggung jawab penuh pada posko tersebut.
Juru Bicara BPBD Provinsi Sumbar Ilham Wahab mengatakan pemerintah melarang tegas setiap masyarakat agar tidak beraktivitas atau menetap secara permanen. Di dalam radius 4,5 kilometer (km) dari pusat erupsi Gunung Marapi.
“Masyarakat tidak boleh berada dalam radius 4,5 kilometer. Yakni dari pusat erupsi atau Kawah Verbeek,” ucapnya.