Port Moresby,- Setidaknya 20 hingga 50 orang tewas akibat konflik yang terjadi di antara penambang ilegal di Papua Nugini. Demikian diungkapkan seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti dikutip Associated Press, Senin (16/9/2024).
Kerusuhan dimulai beberapa hari lalu dan masih berlangsung hingga saat ini di sekitar Lembah Porgera. Lokasi tersebut dekat dengan tempat kejadian tanah longsor yang menewaskan lebih dari 2.000 orang pada Mei 2024.
Penasihat kemanusiaan PBB untuk Papua Nugini, Mate Bagossy, melaporkan data korban tewas diperolehnya dari penduduk setempat. Selain itu dia juga mendapatkan penjelasan dari pejabat di Provinsi Enga.
“Konflik terus berlangsung, tetapi petugas keamanan sudah bergerak,” ujarnya. Sehingga, lanjut Bagossy, pihaknya saat ini hanya menunggu perkembangan selanjutnya.
Sedangkan pejabat kepolisian Papua Nugini, David Manning, mengatakan keadaan darurat telah ditetapkan menyusul peningkatan kekerasan. Polisi juga tengah memobilisasi perlindungan terhadap penduduk dan sejumlah aset publik.
Menurut Manning, kekacauan ini disebabkan penambang dan pemukim ilegal yang menggarap tanah milik masyarakat adat setempat secara semena-mena. “Mereka bahkan menggunakan kekerasan untuk meneror warga lokal,” ujarnya.