Jakarta,- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan kasus bakteri ‘pemakan daging’ seperti yang sedang marak di Jepang belum ditemukan di Indonesia. Hal itu disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, Selasa (25/6/2024).
“Belum ada, ini di Jepang saja kasusnya dilaporkan terjadi di rumah sakit,” ujarnya singkat. Kasus yang mewabah di Jepang ini dikenal sebagai sindrom syok toksik streptokokus (STSS).
Ini merupakan jenis infeksi yang disebabkan bakteri Streptococcus Grup A. Bakteri tersebut dapat ditemukan di bagian mulut dan usus manusia serta hewan.
Menurut Nadia, kasus ini memang sudah ada di Jepang sebelumnya tetapi meningkat pada tahun ini. Meski begitu, Jepang tidak menerapkan situasi darurat terkait penyakit tersebut.
Nadia juga mengimbau masyarakat agar tidak khawatir menanggapi penyakit yang sedang mewabah di Jepang itu. “Ini sebenarnya seperti ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) yang umumnya terjadi,” ucapnya.
Namun, ini bisa fatal pada orang tertentu seperti lansia atau orang dengan kelainan imunitas. “Di Jepang saja tidak ada notifikasi khusus terkait penyakit ini,” ujar Nadia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan terjadi 977 kasus SSTS hingga 2 Juni 2024. Jumlah ini melampaui angka tahun sebelumnya sebanyak 941 kasus.
Selain itu juga dilaporkan 77 orang meninggal dunia di Jepang akibat penyakit ini. Jumlah tersebut terhitung selama periode Januari hingga Maret 2024.
ventolin australia price: Ventolin inhaler – ventolin over the counter singapore
ventolin order
how to get prednisone tablets: buy prednisone nz – prednisone prescription drug