Jakarta,- Indeks ketimpangan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia tercatat makin menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2024 yang tercatat di angka 0,421.
“Angka tersebut menunjukkan masih ada ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. Tetapi ketimpangannya makin rendah dari tahun ke tahun,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis IKG Indonesia di Jakarta, Senin (5/5/2025).
Berdasarkan data BPS, IKG Indonesia tahun 2024 menurun dibandingkan IKG 2023 yang sebesar 0,447. Penurunannya mencapai 5,82 persen, lebih dari dua kali lipat dibandingkan rata-rata penurunan tahun 2018-2023.
Menurut Amalia, IKG mengukur ketimpangan pada tiga dimensi. Yakni, kesehatan reproduksi, pemberdayaan dan Pasar Tenaga Kerja yang semuanya menunjukkan adanya perbaikan.
Misalnya, gender gap persentase anggota legislatif laki-laki dan perempuan. Ketimpangannya turun dari 55,72 persen di tahun 2023 menjadi 55,08 persen di tahun 2024.
Sementara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan, naik 1,9 persen poin di tahun 2024. Angkanya lebih tinggi dari TPAK laki-laki yang naik hanya 0,40 persen poin.
Meski demikian, ketimpangan gender antarwilayah masih terjadi, IKG di 22 provinsi masih berada di atas angka nasional. Utamanya di Maluku, Papua, Kalimantan, sebagian Sulawesi dan Sumatera.
“Sedangkan di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara IKG nya lebih rendah dari angka nasional. Untuk tahun 2024, pertama kalinya BPS menyajikan data IKG 38 provinsi, termasuk Daerah Otonomi Baru Papua dan Papua Barat,” ujarnya.