Pekanbaru,- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Marthinus Hukom menyebutkan pesisir dan perbatasan merupakan wilayah di Indonesia yang rentan terhadap narkoba. Indonesia tercatat memiliki 17.380 pulau dan 99.083 garis pantai yang merupakan celah bagi jaringan sindikat penyelundupan narkoba internasional.
Demikian disampaikan Marthinus saat memberikan kuliah umum di Universitas Riau (UNRI), Pekanbaru, Riau, dikutip Senin (12/5/2025). Ia menyebut, kerentanan wilayah pesisir dan perbatasan ini salah satunya disebabkan oleh adanya persamaan kultur budaya.
“Berbeda dengan wilayah teritorial fisik yang memiliki garis batas imajiner. Tidak demikian dengan budaya,” ujar Komjen Pol. Marthinus.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, ia menjelaskan setidaknya terdapat tiga pola hubungan yang membentuk budaya di dalam masyarakat. Sehingga kemudian dimanfaatkan oleh para bandar.
Ketiga pola tersebut, yaitu patron klien, simbiosis mutualisme, dan hubungan inti cangkang. Kepala BNN mengajak seluruh civitas academica untuk turut berperan aktif dalam upaya pencegahan.
Salah satunya, Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Khususnya, di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Apalagi, saat ini terdapat Iebih dari 296 juta orang di dunia terperangkap dalam jerat narkoba. Demikian pula dengan Indonesia.
Berdasarkan penelitian pada tahun 2023, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia telah mencapai angka 1,73 persen. Atau setara dengan 3,3 juta jiwa.
“Saya harap mahasiswa dapat menjadi perpanjangan tangan BNN dengan turun ke masyarakat dalam memberikan edukasi terkait narkoba. Dan menjadi bagian dari solusi dengan berbagai penelitiannya yang berbasis pada iImu sosial,” katanya.

