Jakarta,- Masyarakat menyayangkan Indonesia mendapatkan hukuman dari federasi sepak bola dunia (FIFA) pada gelaran piala dunia 2026. Apalagi hukuman tersebut satu diantaranya adalah pengurangan jumlah penonton yang sangat dibutuhkan dukungannya oleh Timnas Indonesia.
Indonesia mendapat dua hukuman dari FIFA terkait insiden di laga Timnas Indonesia vs Bahrain, 25 Maret lalu. PSSI sudah mendapat surat resmi dari FIFA, Sabtu (10/5), terkait hukuman untuk Indonesia.
Dalam surat tersebut, FIFA menyatakan Indonesia dinyatakan bersalah setelah suporter melakukan tindakan diskriminatif pada laga melawan Bahrain. Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga dalam keterangan resmi Minggu (11/5), menyatakan PSSI mendapat hukuman dari FIFA terkait insiden pada menit ke-80 laga Indonesia vs Bahrain.
Sabduri dari Lombok, NTB, mengatakan harusnya ini menjadi evaluasi bagi PSSI dan suporter Indonesia. Apapun bentuknya tindakan diskriminati atau ujaran kebencian dalam sepak bola tidak dibenarkan.
“Harusnya para suporter ini sadar bahwa mereka juga mewakili bagaimana gambaran masyarakat kita. Kalau mereka bertindak tak terpuji seperti itu, sama saja dengan mencoreng wajah bangsa,” katanya dalam interaksi dengan RRI Pro 3, Senin (12/5/2025).
“Apakah mereka tidak berpikir bahwa hal-hal tak terpuji seperti itu tak boleh dilakukan di olah raga, seperti sepak bola. Harusnya suporter kita juga tahu FIFA punya aturan ketat soal itu dan ada ancaman hukumannya.”
Sementara, Darsono dari Ciputat, Tanggerang Selatan, juga menyayangkan hal seperti ini terjadi. Menurutnya, hukuman FIFA tersebut merugikan Timnas Indonesia yang akan menghadapi Tiongkok pada laga kandang.
“Pengurangan jumlah suporter di stadion otomatis akan mengurangi dukungan langsung bagi Timnas. Padahal dukungan suporter langsung di lapangan sangat berarti bagi Timnas Indonesia,” ujarnya.
Upi dari Bone, Sulawesi Selatan, mendesak PSSI juga memberikan hukuman kepada suporter yang melakukan tindakan tak terpuji tersebut. Hal ini, sebutnya, untuk memberikan efek jera bagi suporter yang tidak terpuji seperti itu.
“PSSI bisa berkordinasi dengan organisasi suporter dalam mengindetifikasi pelakunya dan sanksinya. Ini juga harus menjadi evaluasi dari PSSI bagaimana melakukan pembinaan terhadap para suporter Timnas,” katanya pada kesempatan sama.
Saat laga Indonesia vs Bahrain, sekitar 200-300 suporter Indonesia dianggap meneriakkan slogan xenophobia atau ujaran kebencian terhadap Bahrain. Atas pelanggaran itu, Indonesia mendapat dua hukuman dari FIFA.
Pertama, PSSI didenda hampir setengah miliar rupiah, atau sekitar Rp400 juta lebih. Sementara hukuman kedua, PSSI diharuskan mengurangi jumlah penonton hingga 15 persen pada laga kandang Timnas Indonesia berikutnya.
Laga kandang Timnas Indonesia selanjutnya adalah saat menjamu Tiongkok di Stadion GBK. Pertandingan tersebut akan berlangsung pada 5 Juni mendatang pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Namun, Arya mengatakan FIFA tetap memberi kesempatan laga Indonesia vs China disaksikan penonton secara penuh. Dengan syarat, kuota 15 persen penonton itu diberikan kepada komunitas anti-diskriminasi atau diberikan kepada komunitas khusus dengan memasang spanduk anti-diskriminasi.