Denpasar,-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak sembilan orang meninggal dunia akibat banjir melanda Bali sejak, Rabu (10/9/2025), dini hari. Selain itu, sebanyak dua orang dilaporkan hilang, sementara sebanyak 620 jiwa terdampak di beberapa kabupaten.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menetapkan status tanggap darurat bencana selama satu minggu. Langkah ini bertujuan mempercepat penanganan korban dan perbaikan infrastruktur terdampak.
Korban meninggal tersebar di Denpasar, Badung, Tabanan, Jembrana, Klungkung, dan Gianyar. Karena itu, BPBD setempat langsung melakukan pencarian dan evakuasi terhadap korban hilang.
Selain itu, Suharyanto meminta, pemerintah daerah memprioritaskan pertolongan dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak. Koordinasi dilakukan dengan TNI, Polri, serta instansi terkait lainnya.
Dalam upaya mendukung penanganan, BNPB telah mengirimkan bantuan logistik senilai lebih dari Rp1 miliar. Bantuan meliputi perahu karet, 300 paket sembako, 200 selimut, 200 matras, pompa alkon, tenda pengungsi, dan tenda keluarga.
Di sisi lain, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menetapkan, status tanggap darurat banjir di Kota Denpasar. Status ini diambil untuk memastikan penanganan korban dan kelancaran aktivitas masyarakat.
Lebih lanjut, Pemkot Denpasar mendirikan Posko Terpadu di Kantor Wali Kota, yang terhubung dengan posko kecamatan, desa, dan kelurahan. Pembersihan serta penanganan darurat dilakukan secara simultan oleh BPBD Kota dan Provinsi Bali.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster memastikan, evakuasi korban dan pembersihan sampah berlangsung cepat. Ia mengaku, juga telah berkoordinasi dengan TNI, agar mengerahkan pasukan di titik-titik terdampak banjir.
Dengan kondisi ini, masyarakat diminta tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah. Penanganan bencana dilakukan kolaboratif antara pemerintah daerah dan pusat untuk meminimalkan korban lebih lanjut.

