Jakarta,-Sebuah studi internasional yang dipimpin oleh Vrije Universiteit Brussel (VUB) mengungkapkan bahwa jutaan anak-anak di seluruh dunia akan menghadapi paparan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap bencana iklim seperti gelombang panas, kekeringan, banjir, hingga badai tropis.
Dilansir dari sciencedaily.com Sabtu (17/5/2025) Jika suhu global naik hingga 3,5°C pada akhir abad ini, 92% anak yang lahir tahun 2020 akan mengalami gelombang panas ekstrem sepanjang hidup mereka.
“Pada 2021, kami menunjukkan bagaimana anak-anak akan menghadapi peningkatan paparan ekstrem yang tidak seimbang—terutama di negara berpenghasilan rendah” ujar Wim Thiery profesor ilmu iklim di VUB dan penulis penelitian ini.
Namun, menahan kenaikan suhu pada batas 1,5°C sebagaimana ditargetkan dalam Perjanjian Paris dapat melindungi 49 juta anak dari risiko tersebut.
“Sekarang, kami memetakan di mana paparan kumulatif terhadap ekstrem iklim sepanjang hidup seseorang akan jauh melebihi apa yang mungkin terjadi dalam iklim pra-industri,” ujar Thiery, Ketimpangan generasi terlihat jelas dalam studi ini: semakin muda seseorang, semakin tinggi risiko mereka.
CEO Save the Children International, Inger Ashing, menyatakan bahwa anak-anak di seluruh dunia sedang menanggung beban dari krisis yang bukan kesalahan mereka. Ia menyerukan agar para pemimpin global bertindak segera untuk membatasi pemanasan global, mengingat waktu hampir habis dan tindakan nyata sangat mendesak demi masa depan generasi mendatang.
Anak-anak yang lahir setelah 1980 akan mengalami lebih banyak ekstrem iklim dibanding generasi sebelumnya. Bahkan jika pemanasan dibatasi pada 1,5°C, lebih dari setengah anak yang lahir tahun 2020 tetap akan menghadapi paparan gelombang panas ekstrem.
Anak-anak di negara tropis akan menanggung beban terberat, bahkan di bawah skenario 1,5°C. Namun dalam skenario emisi tinggi, hampir semua anak di dunia akan menjalani kehidupan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Penelitian ini juga menyoroti ketidakadilan sosial dalam dampak perubahan iklim. Anak-anak dari kelompok sosial ekonomi paling rentan hampir pasti (95%) akan mengalami gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, dibandingkan 78% dari kelompok paling tidak rentan.
Hal ini menunjukkan bahwa dampak iklim paling parah justru akan dialami oleh mereka yang memiliki sumber daya paling sedikit untuk beradaptasi.
Para peneliti memperingatkan bahwa tanpa aksi iklim yang ambisius dan segera, sekitar 1,5 miliar anak usia 5–18 tahun saat ini akan mengalami dampak ekstrem iklim sepanjang hidup mereka. Jika skenario emisi tinggi terus berlanjut, hampir seluruh anak di dunia akan mengalami kondisi ekstrem yang tak pernah terjadi di masa lalu.
Menjelang KTT Iklim COP30 di Brasil, para ilmuwan mendesak negara-negara untuk memperbarui komitmen pengurangan emisi secara drastis. Di bawah kebijakan saat ini, dunia diperkirakan mengarah ke pemanasan 2,7°C—jauh di atas ambang batas aman bagi kehidupan anak-anak.