Jakarta,- Ketua Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (STMKG) Deni Septiadi mengatakan, peralihan musim saat ini, cuaca memang cenderung ekstrem. Menurutnya, hujan deras kerap disertai angin kencang dan sambaran petir.
“Saat pancaroba petir akan lebih bengis. Hal ini karena proses konvektifnya sangat kuat sekali, bahkan melebihi saat puncak musim hujan,” kata Deni, dikutip Senin (18/11/2024).
Ia mengatakan, saat puncak musim hujan, awan akan cenderung tumbuh dan berkembang hingga turun menjadi hujan. Hal ini berbeda ketika pancaroba, di mana awan cenderung tumbuh dengan matang, dan berpotensi menghasilkan petir yang dahsyat.
“Di saat musim hujan, awan tumbuh, berkembang, dan punah, itu cepat sekali prosesnya. Sementara saat masa peralihan (musim), awan tumbuh menjulang sangat tinggi dan menjadi semakin matang,” katanya, menjelaskan.
Petir merupakan fenomena alam yang terjadi akibat pelepasan muatan listrik di dalam awan konvektif. Awan konvektif adalah awan yang menjulang tinggi ke atas.
“Petir itu representasi daari awan yang matang. Semakin matang awannya, maka semakin besar potensi sambaran petirnya,” kata Deni, mengungkapkan.
Petir, sebut Deni, biasanya akan menyambar sesaat sebelum hujan turun. Ia meminta masyarakat mengenali tanda-tanda saat akan terjadi sambaran petir, terutama bagi yang sedang berkendara.
“Ketika angin sudah kencang dan awan gelap, sebaiknya kita mulai meminggirkan kendaraan (jika sedang berkendara dengan motor). Kalau dengan mobil, akan relatif lebih aman,” ujarnya.