Jakarta,- PLN Indonesia Power (PLN IP) menegaskan komitmennya sebagai penggerak utama pengembangan energi baru terbarukan, khususnya panas bumi (Geothermal). Pengembangan energi terbarukan untuk mendukung akselerasi transisi energi nasional.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra menegaskan pemanfaatan panas bumi menjadi solusi jangka panjang. Upaya tersebut untuk menjaga ketahanan energi dan mengurangi emisi karbon.
“Kami memandang panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi di Indonesia, dengan kapasitas teknis dan infrastruktur yang kami miliki. Peran PLN Indonesia Geothermal sebagai key player PLTP di tanah air, kami siap mengoptimalkan potensi yang ada,” kata Edwin dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/5/2025).
PLN IP sebagai satu-satunya subholding PT PLN yang mengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dalam pengembangan geothermal nasional. Melalui anak usahanya, PLN Indonesia Geothermal, perusahaan berkomitmen memperkuat portofolio pembangkitan berbasis panas bumi.
Selanjutnya memperluas proyek pengembangannya di berbagai wilayah Indonesia. Edwin menjelaskan dalam lima tahun terakhir, PLN Indonesia Geothermal berhasil menghasilkan energi hijau sebesar 5,6 GWh.
Jumlah tersebut setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 4.760 ton CO₂e. Selain panas bumi, PLN IP siap mengembangkan berbagai potensi EBT lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“PLN IP juga membuka ruang kolaborasi investasi melalui inisiatif Hijaunesia dan Hydronesia. Tak hanya itu, pengembangan juga diperluas ke bisnis derivatif serta penggunaan teknologi efisiensi tinggi untuk memastikan keberlanjutan operasi,” jelasnya.
Upaya tersebut sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang diluncurkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). RUPTL terbaru mencanangkan pembangunan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 Gigawatt (GW) dalam kurun waktu 2025 hingga 2034.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 76 persen atau 52,9 GW akan berasal dari energi terbarukan. Khusus untuk panas bumi, pemerintah mengalokasikan kapasitas sebesar 5,2 GW dengan target pencapaian kapasitas terpasang 0,9 GW hingga tahun 2029.
“Berasal energi terbarukan dan storage menunjukkan arah kebijakan yang kuat. Kebijakan menuju pengurangan emisi, pemanfaatan sumber daya energi bersih.
Dengan peran strategis tersebut, PLN Indonesia Power terus bertransformasi menjadi penggerak utama dalam pemanfaatan energi terbarukan . Pemanfaatan untuk mendukung tercapainya target Net Zero Emission (NZE) pada 2060,” jelasnya
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan energi terbarukan seperti panas bumi harus menjadi prioritas pembangunan nasional ke depan. Pemerintah mendorong pelaku industri kelistrikan, berani mengambil peran strategis dalam membangun ekosistem energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Pemerintah konsisten dalam mendorong energi terbarukan sebagai bentuk dari transisi energi. Pemerintah mendorong agar seluruh pemangku kepentingan berani mengambil peran strategis dalam membangun ekosistem energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Menteri Bahlil.

