Jakarta,- Pemerintah sedang berupaya menstabilkan lonjakan 5-10 persen harga beras jenis medium di Indonesia bagian Timur. Sejumlah langkah mukai pemberian stimulus hingga menyiapkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan harga beras jenis medium di Indonesia bagian Timur mengalami kenaikan di atas harga eceran tertinggi (HET). Pihaknya memastikan telah menyiapkan SPHP bakal digulirkan akhir Juni 2025.
“Untuk beras medium memang ada kenaikan sekitar 5-10 persen, utamanya di wilayah Indonesia Timur. Sehingga kemarin dalam rapat bersama Pak Menko Pangan, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, kita siapkan untuk SPHP, tapi sangat selektif ya,” ujarnya, Jumat (13/6/2025).
Menurut Arief, saat ini stok cadangan beras terdata sebanyak 4,2 juta ton yang berada di Bulog, dan tercatat sebagai stok tertinggi yang dimiliki. Selain itu, pemerintah pun akan memberikan stimulus ekonomi dengan menyiapkan beberapa kilogram yang bakal diberikan ke puluhan juta keluarga penerima manfaat.
“Untuk stimulus ekonomi kita sudah siapkan 2×10 kilogram beras untuk 18,3 juta keluarga penerima manfaat. Ini juga berbarengan dengan SPHP yang dilakukan,” kata Arief.
“Mudah-mudahan bisa menurunkan, menstabilkan harga beras. Utamanya medium di daerah-daerah yang naik, seperti Indonesia Timur,” sambungnya.
Arief mengaku sentimen pasar yang mengakibatkan naiknya harga beras medium di Indonesia bagian Timur. Salah satunya fakta wilayah dan produksinya.
Ia menambahkan saat panen dengan biasa diangka 5 juta untuk produksi selama dua bulan. Saat ini mengalami penurunan.
“Tapi good newsnya adalah, untuk petani harga Rp6.500 yang diminta oleh Pak Presiden Prabowo, untuk quality hari ini bisa sampai Rp7.000, Tinggal hilirnya yang kita siapkan dan cadangan pangan kita cukup,” ucapnya.