Jakarta,-Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Nairobi, Kenya, memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang terpapar cacar monyet di Kongo. Wilayah kerja KBRI di Nairobi meliputi empat negara, yaitu Kenya, Kongo, Uganda, dan Somalia.
Duta Besar RI untuk Kenya, Mohamad Hery Saripudin mengungkapkan, terdapat 1.100 orang WNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian dunia di Kongo. Adapun untuk WNI sipil tercatat 90 orang dengan berbagai profesi, seperti aktivis LSM internasional, anak buah kapal (ABK), dan pegawai profesional di PBB.
“Tim saya berkomunikasi dengan komandan pasukan garuda di Provinsi Kivu (Kongo), sejauh ini tidak ada WNI yang terpapar. Seluruh WNI aman dan tidak terpapar,” kata Mohamad Hery Saripudin, Selasa (20/8/2024) malam.
Kasus cacar monyet atau monkey pox di Kongo terus bertambah, dengan 570 kasus kematian. Dubes Mohamad mengatakan, data Pemerintah Kongo, sebanyak 16.700 warga terpapar, tetapi menurut sumber lainnya sedikitnya 27 ribu orang terpapar.
Selanjutnya, ada 26 provinsi di Kongo yang rentan terjangkit virus monkey pox. Kendati aktivitas masyarakat normal, namun pemerintah memberikan peringatan dini terutama pengawasan untuk masyarakat yang bekerja di perbatasan.
Mohamad Hery menjelaskan, tingginya kasus monkey pox disebabkan aktivitas seksual yang tinggi. Wilayah yang paling rentan terutama di Provinsi Nord-Kivu yang berbatasan dengan Rwanda.
“Itu kan daerah bergejolak, di sana ada PSK dan anak dibawah umur dijadikan PSK. Kebanyakan penularan yang terjadi melalui hubungan seksual,” ujarnya.
Adapun di Uganda, sempat didapati dua kasus monkey pox namun penyebarannya terkendali. Kementerian Kesehatan Uganda menyatakan wilayahnya kini nol kasus monkey pox.