MEDAN – Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, menegaskan tidak membebani anak asuhnya dengan target juara di Piala Kemerdekaan 2025.
Baginya, turnamen yang diikuti Uzbekistan, Tajikistan, dan Mali ini adalah ajang pembelajaran sekaligus tolok ukur kekuatan tim sebelum menuju Piala Dunia U-17 2027.
Nova menjelaskan, fokus utama adalah memberi pengalaman bertanding di level internasional bagi para pemain, terutama yang baru bergabung.
“Saya ingin melihat perkembangan pemain di laga berintensitas tinggi, bukan sekadar mengejar hasil akhir,” kata Nova dalam konferensi pers di Cambridge Hotel, Medan, Senin (11/8/2025).
Ia mengungkapkan, komposisi skuad yang dibawa ke Medan adalah hasil seleksi dari pemusatan latihan di Bali, termasuk sejumlah pemain diaspora.
Namun, beberapa nama batal tampil karena terkendala dokumen kewarganegaraan, izin sekolah, atau faktor usia.
Meski lawan yang dihadapi bukan berasal dari Amerika Latin seperti yang diharapkan, Nova menilai kualitas Mali, Uzbekistan, dan Tajikistan tetap sangat baik.
“Mali adalah runner-up Piala Dunia U-17 sebelumnya, Uzbekistan juara Piala Asia, dan Tajikistan juga tim yang solid. Ini lawan yang tepat untuk menguji kesiapan kami,” ujarnya.
Pemain Timnas U-17, Putu Panji, menegaskan tim sudah siap tampil maksimal meski tanpa target juara. Menurutnya, lawan-lawan tangguh di turnamen ini akan menjadi pengalaman berharga untuk meningkatkan kualitas permainan.
“Kami ingin berkembang dan memanfaatkan turnamen ini untuk mempersiapkan diri menghadapi Piala Dunia nanti,” katanya.
Panji juga menilai, adaptasi di Medan berjalan lancar setelah menjalani pemusatan latihan di Bali. Ia optimistis dukungan suporter di Stadion Utama Sumatera Utara akan menjadi motivasi tambahan bagi Garuda Muda.
“Kami siap memberikan yang terbaik besok dan bermain sekuat tenaga,” tegasnya.

