Jakarta,- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) penting dilakukan. Sebab, operasi ini terbukti mampu mengurangi potensi kerugian akibat bencana.
“Tetapi tidak 100 persen menghilangkan risiko bencana itu,” kata Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN, Budi Harsoyo, Selasa (9/1/2024).
Menurut Budi, operasi TMC ini bagian dari upaya pemerintah untuk meminimalkan bencana alam yang akan terjadi. Untuk itu, penting dilakukan perencanaan saat memulai operasi TMC ini. “Kecepatan di dalam melakukan perencanaan dan juga waktu yang pas, itu menjadi sangat krusial,” ujarnya.
Budi mengungkapkan peran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam operasi TMC ini menjadi penting. Hal itu dikarenakan BRIN membutuhkan masukan dari BMKG kapan operasi TMC ini dilakukan.
“BMKG ini punya fungsi untuk melakukan early warning, memberi peringatan potensi bencana kepada masyarakat,” ucapnya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Hal ini dilakukan sebagai upaya mitigasi dan antisipasi dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah di awal tahun 2024.
Operasi TMC yang pertama dilakukan dengan dukungan pesawat Cessna 208 Caravan BNPB bernomor lambung PK-SNS yang dioperasikan PT Smart Cakrawala Aviation.
“Upaya TMC ini dapat dimaknai sebagai bentuk ikhtiar bangsa dalam meminimalisir dampak risiko bencana hidrometeorologi. Dengan menggunakan teknologi yang ada,” kata Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat (DSDD), Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB, Agus Riyanto.