Semarang,-Penyediaan layanan air minum merupakan proyek infrastruktur yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2024. Untuk membiayai pembangunan infrastruktur layanan air minum tersebut pemerintah membutuhkan pembiayaan sebesar Rp123,5 triliun.
“Dari jumlah itu, pemerintah pusat hanya menyediakan anggaran sebesar Rp77,9 triliun dari APBN. Pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp15,6 triliun dan sisanya dari pembiayaan swasta sebesar Rp29,9 triliun,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Ubaidi S. Hamidi dalam kegiatan Site Visit Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM) di Semarang Barat.
Pembiayaan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah karena harus mencapai target penyediaan air minum bagi masyarakat hingga tahun 2030. Yaitu target 100 persen hunian dengan akses air minum layak, 30 persen hunian dengan akses air minum perpipaan.
“Selain itu, target sambungan air minum rumah tangga sebanyak 10 juta Sambungan Rumah (SR). Saat ini baru terealisasi sebanyak 3,8 juta SR,” ucap Ubaidi.
Menurutnya, hingga awal Juli 2024 Pemerintah telah membangun empat proyek Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM). Pembangunannya menggunakan pembiayaan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“Keempat SPAM tersebut sekarang sudah beroperasi melayani kebutuhan air minum masyarakat. Yakni SPAM Semarang Barat, SPAM Umbulan Jawa Timur,SPAM Kota Bandar Lampung dan dan SPAM Pekanbaru,” ujar Ubaidi.
Total nilai investasi keempat proyek SPAM tersebut sebesar Rp4,6 triliun. Targetnya dapat berkontribusi menambah 500 ribu sambungan rumah untuk akses air minum.
Pemerintah memberikan dukungan melalui Project Development Facility (PDF) sebesar Rp115,6 miliar. Selain itu mendapatkan dana penjaminan dan dana dukungan kelayakan sebesar Rp 1,19 triliun untuk tiga SPAM.
Sekarang, Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), juga sedang membantu tiga proyek SPAM lainnya. Pembiayaannya juga menggunakan skema KPBU melalui fasilitas PDF.
“Ketiga proyek itu adalah SPAM Regional Jatigede, Proyek KPBU Kabupaten Kabanjahe dan SPAM Kota Denpasar. Perkiraan nilai fasilitas PDF nya mencapai Rp146,7 miliar dan perkiraan untuk menarik investasi swasta sebesar Rp3,8 triliun,” kata Ubaidi.
Proyek SPAM ini, sambungnya, akan disiapkan dari hulu hingga hilir. Targetnya, menambah kontribusi sambungan rumah sebanyak 191.000 SR.