Jakarta,- Bank Indonesia (BI) mencatat realisasi kebutuhan uang tunai masyarakat selama Ramadan-Idulfitri (RAFI) sebesar Rp160,3 triliun. Jumlah itu mencapai 81,1 persen dari proyeksi sebesar Rp180,9 triliun.
“Tentunya realisasi ini menggambarkan uang yang diedarkan (UYD) di level yang cukup baik. Ini sejalan dengan peningkatan pertumbuhan aktivitas selama Ramadhan dan Idulfitri,” kata Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono dalam keterangan pers BI, Rabu (23/4/2025).
Berdasarkan data BI, realisasi terbesar terjadi di Pulau Jawa (63 persen) dan Sumatra (19,5 persen). Sementara, di kawasan Sulampua (Sulawesi-Maluku-Papua), realisasi kebutuhan uang tunai hanya mencapai tujuh persen.
“Di Kalimantan realisasi kebutuhan uang tunai sebesar 6,4 persen. Dan yang terendah di Bali-Nusa Tenggara, realisasinya hanya 4,1 persen,” ucap Doni.
Menurut Doni, jumlah uang yang diedarkan sepanjang tahun 2025 tumbuh 8,63 persen. Pertumbuhannya meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2024, yang tercatat sebesar 8,44 persen.
BI juga mencatat transaksi ekonomi dan keuangan digital pada triwulan I-2025 tetap tumbuh positif. Pertumbuhannya ditopang sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.
Dari sisi transaksi, pembayaran digital mencapai 10,76 miliar transaksi atau tumbuh 33,5 persen. Seluruh komponen pembayaran dan transaksi digital mengalami peningkatan.
Volume transaksi aplikasi mobile dan interney tumbuh 34,51 persen dan 18,89 persen secara tahunan. Volume pembayaran melalui QRIS tumbuh 169,15 persen karena peningkatan jumlah pengguna merchant.
Transaksi QRIS selama periode Ramadhan dan Idulfitri 2025 meningkat. Rata-rata pertumbuhan volume transaksi per pengguna mencapai 111 persen, lebih tinggi dibandingkan periode RAFI 2024 sebesar 76 persen.
Transaksi melalui BI-Fast mencapai 1,07 miliar transaksi, tumbuh 57,68 persen dengan nilai transaksi mencapai Rp2.741,81 triliun. Peningkatan transaksi melalui sistem pembayaran digital menurut BI menunjukkan tingkat konsumsi masyarakat yang masih baik.