Bali,- Bank Indonesia (BI) menegaskan deflasi tiga bulan terakhir bukan tanda pelemahan daya beli. Deflasi ini lebih dipengaruhi oleh penurunan inflasi pada komponen harga pangan bergejolak.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya menjelaskan bahwa komponen volatile food telah terkoreksi menjadi di bawah 5 persen, dari sebelumnya mencapai 9 persen. Inflasi inti tetap stabil karena ekspektasi yang terjaga dan kapasitas ekonomi yang mencukupi.
“Kalau terkait daya beli segala macam itu dikaitkan dengan inflasi inti. Tapi dalam press conference kemarin inflasi inti kalau kami lihatnya dari ekspektasi yang terjaga, dari kapasitas perekonomian yang masih cukup dan dari imported inflation yang terkendali,” ucapnya kepada wartawan di Bali, Sabtu (24/8/2024).
Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, juga menyatakan deflasi dipengaruhi oleh koreksi komponen harga pangan bergejolak. Sebelumnya, inflasi harga pangan yang tinggi sempat menimbulkan kekhawatiran akan darurat pangan.
Erwin menambahkan, penurunan harga pangan ini menyebabkan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat deflasi. Meskipun begitu, BI tetap waspada terhadap dinamika perekonomian dan memantau inflasi bulanan.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan deflasi yang terjadi tiga bulan berturut-turut bukan pertama kalinya dialami Indonesia. Sebelumnya, Indonesia pernah mengalami deflasi serupa saat pandemi Covid-19 pada 2020.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menekankan deflasi tidak selalu menunjukkan pelemahan daya beli. Menurutnya, perlu analisis lebih mendalam untuk menilai kondisi daya beli masyarakat.
Amalia juga menjelaskan bahwa penurunan harga saat ini lebih disebabkan oleh melimpahnya pasokan di pasar. Oleh karena itu, deflasi tidak dapat diartikan langsung sebagai penurunan daya beli.
“Ini sebenarnya pernah terjadi pada Juli-September 2020, jadi, [deflasi tiga bulan beruntun] ini bukan hal yang pertama kali. Deflasi Juli disumbang oleh volatile food,” kata Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/8/2024).