Banda Aceh- Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh memperbarui jumlah korban meninggal akibat bencana banjir dan longsor di Aceh. Hingga Kamis (4/12/2025) malam, pukul 19.31 WIB, sebanyak 326 orang meninggal dunia dan 167 lainnya masih dinyatakan hilang.
“Korban meninggal kembali bertambah hari ini berdasarkan laporan dari daerah. Sementara yang dilaporkan hilang terus berkurang,” ujar Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Aceh, Murthalamuddin, Kamis (4/12/2025).
Murthalamuddin menjelaskan, bencana hidrometeorologi yang terjadi sejak 18 November 2025 telah berdampak di 18 kabupaten/kota. Yakni mencakup 227 kecamatan dan 3.433 gampong (desa).
Adapun total warga terdampak mencapai 344.018 kepala keluarga (KK) atau 1.680.886 jiwa. Sebanyak 297.964 KK dengan 813.017 jiwa terpaksa mengungsi di 698 lokasi pengungsian.
“Dari angka tersebut, 1.435 jiwa luka ringan, 523 luka berat, 326 meninggal. Sedangkan 167 masih hilang,” katanya.
Kerusakan fasilitas umum akibat banjir dan longsor juga dilaporkan sangat luas. Yakni, 176 unit perkantoran, 64 tempat ibadah, 246 sekolah, 6 pesantren, 442 jalan rusak, 224 jembatan terdampak, dan 240 RS/puskesmas.
Kerugian harta benda turut meliputi 111.430 unit rumah, 182 ekor ternak, 64.837 hektare lahan persawahan. Serta 13.118 hektare perkebunan.
Murthalamuddin mengatakan pemerintah bersama tim gabungan terus memaksimalkan pencarian korban hilang. Serta percepatan distribusi bantuan terutama di wilayah yang masih terisolasi.
“Fokus kami saat ini adalah evakuasi, pencarian korban hilang, dan pemenuhan kebutuhan dasar warga yang mengungsi,” ujarnya. Untuk daerah yang belum dapat ditembus jalur darat, distribusi bantuan dilakukan melalui udara dan laut.
Kawasan yang masih sulit dijangkau antara lain Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. “Pemerintah Aceh bersama TNI, Polri, BNPB dan semua pihak terus berupaya maksimal untuk menjangkau dan mendistribusikan bantuan kepada seluruh masyarakat,” katanya.

