Jakarta,-Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa dampak perubahan iklim berpotensi menciptakan ketidakadilan iklim. Terutama bagi negara-negara yang kurang berkembang dan berpendapatan rendah dibanding negara maju.
Ia menyampaikan bahwa dampak perubahan iklim dirasakan oleh seluruh negara tanpa terkecuali. Seperti fenomena El Nino dan La Nina yang memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
“Tidak jarang dalam satu negara bisa mengalami bencana banjir namun disaat bersamaan juga mengalami kekeringan. Akibatnya kondisi ini membuat banyak orang menjadi hidup menderita,” kata Dwikorita, Minggu (22/10/2023).
Dalam laporan World Meteorogical Organization (WMO), ditegaskan bahwa laju perubahan iklim di dunia mengganggu seluruh sektor kehidupan utamanya adalah perekonomian sebuah negara. Negara maju misalnya bisa mengalami 60 persen dari jumlah kejadian bencananya terkait cuaca namun umumnya hanya 0,1 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Namun kondisi parah terpotret di negara berkembang yang terdampak 7 persen dari bencana global namun menyebabkan kerugian 5-30 persen dari PDB. Sementara negara kepulauan kecil 20 persen dari bencana global menyebabkan kerugian hingga 5 persen dari PDB dan di beberapa kasus bisa melebihi 100 persen.
“Kami melihat bahwa cuaca ekstrem, iklim, dan peristiwa. Terkait air menyebabkan 11.778 kejadian bencana yang dilaporkan antara tahun 1970-2021,” ujarnya.
Kondisi tersebut, menurut Dwikorita adalah masalah yang sangat serius dan menunjukkan ketidakadilan. Atau tidak adanya kapasitas yang sama di antar negara.
“Ketidakadilan iklim, dilihat dari di mana wilayah yang paling tidak berkembang akan menjadi wilayah yang paling menderita. Ini dari dampak perubahan iklim saat ini,” ucapnya.
Wow, marvelous blog format! How lengthy have you ever been blogging
for? you make blogging look easy. The whole glance of your site is fantastic, let alone the content!
You can see similar here sklep internetowy