Hamparan Perak – Soal himbauan Rp300 ribu dana PIP bagi siswa siswi SMK Tarbiyah Islamiyah yang sempat mencuat di salah satu media online, Begini Penjelasan dari Julkhairi SAM S.Pd selaku Kepsek SMK Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak.
Dalam keterangan Persnya Julkhairi Sam, S.Pd selaku Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Tarbiyah Islamiyah memberikan penjelasan terkait adanya pemberitaan tudingan miring terhadap dirinya.
Saat diwawancarai usai mengelar pertemuan dengan para wali murid / orangtua siswa di aula SMK Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak, Rabu (25/12/2024), Julkhairi Sam menjelaskan, ia selaku Kepsek SMK Tarbiyah Islamiyah sebetulnya tidak ada memberatkan orangtua siswa/walimurid untuk menghimbau dana sebesar Rp300 ribu dialihkan kepada pembayaran SPP siswa miskin yang tidak mendapatkan dana PIP.
Tapi sebenarnya jauh hari sebelumnya pengusulan biaya bantuan PIP memang kita sudah ada mengundang anak-anak dan orangtua siswa, siapa yang tak mampu, maka datanglah orangtua tidak mampu ada sekitar lebih kurang ada 250, jadi orang tua tak mampu ini sudah kita kurangi SPPnya.
Saya menyatakan pada orang tua, dapat atau tidak dapat bantuan dari bapak ibu nanti tetap kita kurangi SPPnya.
Akantetapi begitu nanti dapat bantuan, sebagian dari SPP bapak ibu nanti kita tutupilah, karena rata rata 50 ribu jadi kalau dihitung setahun kan 600 ribu.
Maka sebenarnya begitu mereka dapat bantuan, mereka serahkan 300 ribu kan untuk mereka lagi balek, sedangkan untuk orangtua lainnya kita sampaikan bahwasannya bapak ibu ini kita usulkan semua, prioritas yang utama tadikan yang sudah dibantu tadi memang betul betul anak tidak mampu.
Tapi kita usulkan semua Mudah- mudahan semua dapat bantuan dengan kita sampaikan pada orangtua siswa bapak ibu ikhlas apa engak nanti? misalkan dapat bantuan nanti dikeluarkan 300 ini yang ikhlas bapak ibu untuk anak yang sudah kita kurangi SPPnya tapi ia engak dapat bantuan PIP , dan semua orangtua menyatakan setuju tidak apa-apa Pak, yang penting kami bisa keluar dapat bantuan dan syukur Alhamdulillah ini bisa dapat membantu lagi.
Akantetapi begitu fakta dilpangan kita jumpa ada laporan pemotongan dana oleh Kepala sekolah, padahal saya sedikit pun tidak ada.
Saya hanya menghimbau kepada orangtua, begitu mereka tidak ikhlas, ya sudah engak usah malah kita tolong lagi kalau ia memang susah kita gratiskan pun engak apa- apa.
Lebih lanjut dikatakannya, sebenarnya saya hanya menghimbau saja kepada orangtua, artinya orangtua setuju engak ? Kenapa begitu? Karena secara pribadi usulan ini kalau yang layak bantu yang 250 anak yang sudah kita bantu ini saja yang kita usulkan, kan ini yang keluar namanya sebenarnya tak ada masalah.
Artinya dari dia untuk dia , kadang – kadang ada dari orangtua yang lain pak kenapa kami engak dapat bantuan ? maka kita memang sengaja kita usulkan semua, mau dia tidak ada KIP kita mintakan surat miskin dari desa kita usulkan dengan kita sampaikan pada orangtua ikhlas apa engak Bu? nanti kita berbagi Nah, itu yang kita sampaikan.
Pada saat orangtua memang ikhlas, ya udah, kalau ia tidak ikhlas kita juga tidak berani mengalihkannya.
Nah, makanya begitu sudah keluar, engak ada , begitu kita serahkan kepada anak yang mana ada orang tua nanti yang tidak paham maka orangtua menjumpai bapak gitu.
Dan sampai akhirnya dana itu sudah diambil sianak siswa itu semua ternyata tidak ada satu orangtua pun yang hadir.
Nah, tiba-tiba kita mendengar berita tudingan bahwasannya kita mempoklek bantuan, ATM kita tahan, pasword tak kita kasi tahu, pemalsuan segala macam, ya Allah saya bilang makanya hari ini sengaja saya kumpulkan orangtua dan bapak bapak wartawan sekalian menyaksikan semua tidak ada kita setting-setting, ini harapan orangtua semua silahkan tanya, berapa banyak orangtua yang meneteskan airmata karena memang selama ini tidak ada permasalahan saya dengan orangtua dan anak- anak siswa.
Kita sampaikan jangan ada satu orang anak pun yang berhenti sekolah gara- gara biaya SPP karena itu dosa bagi saya.
Karna kalau anak tidak bisa sekolah karena faktor yang lain bukan karena faktor ketidak mampuan, kalau masalah tidak mampu, kalau mau kita gratiskan kita gratiskan yang penting anak- anaknya mau sekolah.Papar Julkhairi mengakhiri.
Sementara ditempat terpisah, Musdalifah Anum orangtua siswa dari Aditya jurusan TR3 mengaku tak keberatan dengan adanya pengalihan dana bantuan PIP sebesar 300 ribu untuk membantu kepengurusan pencairan dana serta membantu siswa miskin yang Lian tak mendapatkan bantuan, saya ikhlas Kok Pak”, tuturnya saat diwawancarai.
Hal sama juga disampaikan Bu Rubiah siswa dari Fahriza di SMK Tarbiyah Islamiyah, menurut Bu Rubiah, ia mengucapkan terimakasih sama.Pak Jul karena beliau telah banyak membantu anak saya sejak kelas 1 serta membantu kelancaran pencairan dana bantuan PIP ini, kalau soal uang 300 itu kecilnya itu Pak, karena itukan uang cuma- cuma sebetulnya kita berterimakasih kalinya pak.. udah dibantu pak Jul makanya dana 300 ribu itu sudah saya ikhlaskan, jangankan 300 ribu kalau 500 ribu pun tidak mengapa karena bukan dari kantong kitanya uang itu keluar, yang penting kita sudah dibantu dari anak kita kelas 1 sampai kelas 3 ini “, ungkap Bu Rubiah usai digelarnya pertemuan wali murid/orangtua dari siswa- siswi di aula gedung SMK Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak tersebut.
Sebelumnya dikabarkan adanya pemberitaan tudingan miring dari salah satu media online menyebutkan adanya dugaan Pengalihan dana PIP bantuan sebesar 300 ribu SMK Tarbiyah Islamiah beralamat di Desa Selemak Kecamatan Hamparan Perak Deliserdang.
Tudingan itu langsung ditepis diklarifikasi oleh Kepsek SMK Tarbiyah Islamiyah Julkhairi Sam bahkan para orangtua murid tidak keberatan dengan adanya pengalihan dana 300 ribu untuk menutupi biaya SPP siswa miskin lainnya bahkan pengakuan para orangtua siswa tersebut sudah ada surat peryataan yang ditanda tangani orangtua siswa.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, dari pengakuan orang tua siswa yang dirahasiakan namanya tersebut disebutkan anak mereka penerima Program Indonesia Pintar (PIP) tidak menerima secara utuh. Dari jumlah yang diterima sebesar Rp,1,8 juta dipoklek Rp 300 ribu setiap siswa penerima.
“ATM anak kami ditahan pihak sekolah, nomor PIN tak pernah diberi tahu. Mereka yang cairkan sendiri. Kebijakan itu menyimpang karena dari awal tak ada pembicaraan biaya pemotongan. Alasannya untuk administrasi, bangunan gedung dan membantu anak yatim” kata salah satu orang tua siswa yang tak jelas namanya tersebut.(Gs/Hpr).