Jakarta,- Vaksin virus hepatitis C dapat dikembangkan apabila periset dari berbagai disiplin ilmu bekerja sama dalam penelitiannya. Hal itu disampaikan Peneliti Pusat Riset Biomedis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Putu Yuliandari.
Putu meyakini hal tersebut dengan berkaca pada penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19. Ini yang disebut berhasil rampung dalam waktu singkat berkat kerja sama peneliti multi disiplin.
“Ini yang membuat saya berharap bahwa penelitian-penelitian berikutnya, berbagai peneliti di dunia bekerja sama dengan multi disiplin akan mampu membuat platform vaksin yang kombinasi, bersifat luas, dan multi genotipe. Sehingga mampu membuat vaksin yang efektif,” kata Putu dalam keterangannya, Jumat (6/9/2024).
Putu memaparkan tantangan yang dihadapi dalam penelitian dan pengembangan vaksin hepatitis C. Yakni sifat virus tersebut yang memiliki tingkat mutasi tinggi.
Selain itu, virus hepatitis C memiliki varian genotipe berbeda-beda, di mana ada yang memiliki genotipe khusus di suatu daerah tertentu. Misalnya, varian genotipe kedelapan yang ditemukan di India.
Oleh karena itu, Putu mengatakan pengembangan vaksin hepatitis C harus menciptakan vaksin yang bisa digunakan secara universal. Ini untuk berbagai varian genotipe serta mengungguli kecepatan mutasi virus tersebut.
“Jadi ketika pembuatan vaksin hepatitis C apakah vaksin itu akan mampu diterapkan di seluruh dunia. Tentu dengan tingkat epidemologi genotype yang berbeda-beda juga,” ucapnya.
Akan tetapi, ia optimistis vaksin hepatitis C masih dapat dikembangkan. Mengingat kemajuan teknologi saat ini dan berbagai penelitian lebih lanjut yang telah dilakukan terkait virus ini.
“Prospeknya masih bagus asalkan kita mau bekerja sama. Dan berupaya semaksimal mungkin,” katanya.
ventolin generic cost: Ventolin inhaler price – how to get ventolin
cost ventolin australia
order prednisone on line: buy prednisone 10mg online – buy prednisone 10mg online
Buy compounded semaglutide online: Semaglutide pharmacy price – rybelsus generic