Jakarta,- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait potensi dampak bencana angin puting beliung selama musim penghujan. Potensi tersebut akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Ibukota Jakarta.
Ini diprakirakan akan berlangsung hingga akhir bulan Februari 2024. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, angin puting beliung merupakan fenomena angin kencang yang dapat menimbulkan kerusakan di sekitar lokasi kejadian.
Guswanto menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi karena adanya mobilitas udara. Dari situ akan menghasilkan pertumbuhan awan kumulonimbus.
“Ketika udara panas dan udara dingin bertemu. Energi kinetik terbentuk dan memicu terbentuknya puting beliung,” ujar Guswanto Jumat (23/2/2024).
Guswanto juga membedakan antara puting beliung dan tornado, keduanya memiliki kemiripan visual. Tetapi dibedakan berdasarkan tingkat kerusakan dan intensitasnya.
“Puting beliung memiliki tingkat kerusakan yang lebih rendah. Dan intensitas angin yang lebih lemah dibandingkan dengan tornado,” ujarnya.
Terkait dengan kondisi di Jakarta, Guswanto menjelaskan potensi badai dan stabilitas atmosfer dipengaruhi oleh perbedaan suhu. Tentu ini menyebabkan perbedaan tekanan udara.
Dijelaskan aliran udara yang kuat dapat menyebabkan kondisi atmosfer menjadi lebih labil. Hal ini meningkatkan potensi terjadinya cuaca ekstrem seperti puting beliung.
“Bulan Februari merupakan masa pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau, di mana perubahan cuaca seringkali disertai dengan bencana alam. Masyarakat harus waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, petir, dan puting beliung,” kata dia.
Untuk mengantisipasi dampak buruk dari puting beliung, BMKG merekomendasikan langkah-langkah mitigasi yang harus diambil oleh masyarakat. Pertama, jika berada di dalam ruangan, disarankan untuk menutup rapat pintu dan jendela.
“Mematikan aliran listrik, dan mencari tempat yang aman. Di luar ruangan, disarankan untuk menjauhi tiang listrik dan bangunan tinggi, serta car tempat berlindung,” kata dia.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan cuaca. Yakni melalui berbagai saluran informasi resmi BMKG, seperti website, call center, dan aplikasi mobile.