Jakarta,-Guru Besar Ilmu Pangan dan Gizi IPB Ali Khomsah menyampaikan 90 persen faktor utama stunting berasal dari keluarga miskin. Hal ini disebabkan sulitnya mengakses makanan yang baik dari tempat asalnya.
Menurutnya, faktor lain mendukung angka stunting berasal dari lingkungan dan pola makan yang diberikan orang tua kepada anak. Hal ini kemudian mengarah kepada sulitnya mengakses pangan hewani yang menjadi makanan mahal.
“Selain daging, ada juga susu yang dianggap mahal. Yang artinya anak-anak sulit mendapatkan makanan yang berkualitas,” kata Ali, Minggu (7/7/2024).
Ali kemudian menyarankan perlu adanya program pemerintah dengan menurunkan dana desa sebesar Rp1 Miliar. Setelah dana tersebut didapatkan maka hal tersebut bisa dialokasikan untuk SDM.
Selain itu, pemanfaatan dana desa ke posyandu yang berfokus kepada pemberian bubur kacang hijau dan telur harus diubah. “Dana desa turunnya setahun sekali dengan jumlahnya yang tidak sedikit, harusnya yang diberikan bukan bubur kacang ijo dan telur saja,” ucap Ali.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pemberian kedua makanan tersebut bukanlah salah satu untuk mencegah stunting. Untuk menjalankan program anak yang menderita stunting tidak bisa dijalankan hanya sebulan atau dua bulan.
Terkait dengan angka stunting yang menjadi fenomena besar, saat ini pemerintah 1000 HPK (Seribu Hari Pertama dalam Kehidupan). Mereka akan menggunakan sistem pengecekan untuk calon ibu hamil dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas.
Ia kembali menambahkan bahwa calon ibu hamil tidak boleh menderita KEK atau Kurang Energi Kronis. “Calon ibu hamil akan kami cek lingkar lengan atasnya, kalau dibawah 23 sentimeter itu artinya mereka menderita KEK,” ujarnya.
Persoalan stunting yang terjadi di Indonesia berawal dari calon ibu yang memiliki masalah kesehatan KEK. Sehingga memungkinkan melahirkan anak prematur dengan tinggi badan kurang dari 48 sentimeter (cm).
Meskipun permasalahan stunting tidak sama disetiap daerah. Namun ibu yang hamil tanpa pendampingan makanan yang baik akan lebih mudah terkena stunting.
Artinya, nutrisi yang didapatkan oleh sang ibu merupakan awal terjadinya stunting kepada anak. “Karena kami tidak tahu apa yang mereka konsumsi ketika mengandung, tapi 20% dari mereka sudah stunting dari lahir,” katanya.
Pihaknya berharap, semoga dengan disuarakannya hal hal seperti tersebut. Masyarakat akan lebih menyadari terhadap stunting dan penanganannya.