Farah,-Bencana hujan lebat dan hujan es di Afghanistan menewaskan 39 orang, menurut pejabat manajemen bencana, Rabu (26/2/2025). Banjir bandang menerjang provinsi Farah, menghanyutkan 21 orang, sementara tiga orang lainnya tewas setelah rumah mereka runtuh akibat hujan es.
Mengutip dari Barron’s, badai tersebut dahsyat hingga melemparkan pagar sejauh 30-35 meter dan menerbangkan benda-benda yang terbuat dari kayu. Gubernur distrik Mohammed Sadeq Jehadmal melaporkan bahwa bencana ini menyebabkan 50 rumah dan 60 toko mengalami kerusakan.
Selain itu, antara 2.000 hingga 2.500 panel surya juga hancur akibat badai. Di provinsi Helmand, enam orang dilaporkan tewas, termasuk seorang anak yang tersambar petir, dan sembilan orang tewas di provinsi Kandahar.
Meski hujan deras yang mematikan ini menimbulkan banyak kerusakan, para pejabat menyatakan bahwa curah hujan tersebut dapat bermanfaat. Hujan ini diperkirakan akan membantu mengurangi kondisi kekeringan jangka panjang di beberapa provinsi, termasuk Farah.
Saat ini, hujan dan salju terus turun di sebagian besar wilayah Afghanistan. Abdullah Jan Sayeq, juru bicara Otoritas Manajemen Bencana Nasional Afghanistan, dapat mengurangi dampak kekeringan serta memperkaya infrastruktur air.
Ia menambahkan bahwa hujan ini juga akan memberikan manfaat bagi sektor pertanian dan peternakan. Afghanistan merupakan salah satu negara termiskin di dunia setelah mengalami perang berkepanjangan dan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim semakin memperburuk cuaca ekstrem di negara tersebut. Afghanistan menempati peringkat keenam sebagai negara paling rentan terhadap perubahan iklim.
Ancaman utama yang dihadapi meliputi kekeringan, banjir, degradasi lahan, dan menurunnya produktivitas pertanian. Sekitar 80 persen penduduk Afghanistan bergantung pada pertanian untuk bertahan hidup.