Boyolali,-Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih menunjukkan peningkatan. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menginformasikan potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas guguran (APG) yang mengarah ke sektor selatan–barat daya serta tenggara.
BPPTKG menyebutkan, potensi bahaya di sektor selatan sampai barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Sementara itu, di sektor tenggara meliputi Sungai Woro (maksimal 3 km) dan Sungai Gendol (maksimal 5 km).
Selain itu, potensi lontaran material vulkanik akibat letusan eksplosif dapat mencapai radius 3 kilometer dari puncak Merapi. “Suplai magma masih berlangsung dan dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam area potensi bahaya,” tulis BPPTKG dalam keterangannya, Sabtu (12/4/2025).
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di wilayah potensi bahaya dan diminta meningkatkan kewaspadaan. Terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi karena risiko lahar dingin dan APG meningkat.
Kepala Pelaksana BPBD Boyolali, Suratno, menyampaikan bahwa guguran lava terus terjadi dan dominan mengarah ke barat daya. Ia menginstruksikan warga di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, khususnya Desa Tlogolele, Jrakah, dan Klakah, untuk tetap siaga.
“Ya, aktivitas Merapi sampai saat ini terus meluncurkan guguran lava. Kami instruksikan warga di KRB III tetap waspada,” ujar Suratno kepada RRI, Sabtu malam (12/4/2025).
Ia juga menambahkan bahwa para relawan di KRB III diminta untuk sigap. Terutama memberikan informasi kepada warga jika terjadi perubahan signifikan di kubah Merapi.
“Sampai saat ini, BPPTKG Yogyakarta terus melakukan pemantauan. Jika ada perkembangan penting, BPBD Boyolali akan segera menyampaikan kepada masyarakat,” ujarnya mengakhiri.