Jakarta,- Dalam menghadapi tantangan keamanan publik yang semakin kompleks, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan teknologi pencitraan gelombang milimeter berbasis lensa dielektrik. Teknologi ini diperkenalkan melalui webinar bertajuk “Pengembangan Sistem Pencitraan Gelombang Milimeter Berbasis Lensa Dielektrik untuk Aplikasi Keamanan” yang digelar pada Rabu (23/4/2025).
Kepala Pusat Riset Telekomunikasi BRIN, Nasrullah Armi, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi wahana diseminasi ilmu pengetahuan sekaligus ajang kolaborasi antarperiset dan mahasiswa. “Webinar ini memperluas wawasan dan mempererat sinergi dalam pengembangan teknologi gelombang milimeter,” ujarnya.
Dalam sesi pemaparan, Peneliti Kelompok Riset Radio Frekuensi, Gelombang Mikro, Akustik, dan Fotonika (RFMAP) Pusat Riset Telekomunikasi BRIN, Arie Setiawan, menjelaskan bahwa teknologi pencitraan gelombang milimeter dengan lensa dielektrik memungkinkan deteksi objek tersembunyi secara non-kontak, aman, dan efektif. Sistem ini sangat ideal diterapkan di ruang publik seperti bandara dan stasiun.
“Sistem ini mampu mendeteksi objek tersembunyi di balik pakaian dengan resolusi tinggi tanpa perlu kontak fisik. Sehingga aman digunakan untuk manusia,” kata Arie.
Teknologi ini memanfaatkan lensa dari bahan Polytetrafluoroethylene (PTFE) yang memiliki kehilangan dielektrik rendah, serta prinsip transformasi Fourier untuk merekonstruksi citra objek. Uji coba pada frekuensi 78 dan 96 GHz menunjukkan kemampuan sistem dalam menghasilkan citra objek akurat, bahkan dalam kondisi multi-objek dan tiga dimensi (3D).
Penelitian ini merupakan bagian dari studi Arie selama tugas belajar di Mie University, Jepang, yang menunjukkan adanya kolaborasi internasional dalam pengembangan teknologi keamanan. Meski menjanjikan, Arie mengakui masih terdapat tantangan, seperti peningkatan jangkauan deteksi, resolusi lateral, kedalaman citra, serta optimalisasi sistem untuk aplikasi real-time dengan dukungan kecerdasan buatan.
“Teknologi pencitraan gelombang milimeter berbasis lensa dielektrik ini sejalan dengan tren global sistem inspeksi cerdas. Juga menjadi peluang besar bagi kolaborasi lebih luas antara institusi riset, industri teknologi, serta lembaga keamanan,” ujar Arie.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya BRIN untuk mendorong transfer hasil riset ke industri, menjawab kebutuhan nyata di masyarakat. Serta memperkuat kemandirian teknologi nasional di bidang keamanan.

