Jakarta,- Kementerian Kesehatan menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat penanganan Tuberkulosis (TB) di Indonesia. Berdasarkan estimasi World Health Organization (WHO), jumlah penderita TB di Indonesia mencapai 1,09 juta orang per tahun.
“Paling penting adalah upaya untuk melakukan notifikasi, jadi 1.090.000 orang itu harus dicek semua sebelum diobati. Target kita 90 persen di tahun 2025 bisa dicek secara total, dan setelah dicek langsung diobati, ini yang disebut enrollment target,” kata Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono usai menghadiri acara peluncuran Aplikasi Upskill TB di Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Menurut Dante, capaian pengobatan Tuberkulosis juga menunjukkan progres yang sangat positif. Dante menambahkan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dan kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci untuk menuntaskan masalah TB di Indonesia.
“Enrollment target ini juga 90 persen, dan untuk saat ini yang sudah ditemukan sudah tercapai enrollment obatnya, saat ini capaian kesembuhan sudah mencapai 90 persen sesuai target. Kita akan melakukan kolaborasi lintas Kementerian dan Lembaga, semua harus diberdayakan supaya pengobatan TB ini berjalan,” ucap Dante.
Direktur Yayasan Riset dan Pelatihan Respirasi Indonesia, Erlina Burhan mengungkapkan terobosan besar dalam penanganan TB resistan obat melalui penggunaan rejimen baru bernama Bipalem. Ia menekankan, kehadiran rejimen ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan TB resistan obat.
“Selama ini pengobatan TB resistan obat menjadi masalah besar karena pasien harus menjalani terapi hingga 18 bulan dengan jumlah obat yang sangat banyak, bisa sampai 20 tablet per hari. Dengan rejimen Bipalem, pengobatan cukup enam bulan saja, obat yang diminum hanya 4-5 tablet per hari, dan efek sampingnya lebih bisa dimanage,” ujar Prof. Erlina.

